Pacar saya mengatakan saya adalah orang dengan taste yang buruk. Semua makanan bagi saya adalah enak dan enak banget. Pacar saya tidak lagi percaya dengan warung makan rekomendasi dari saya.
Apa iya benar ucapan pacar?
Saya -mungkin- adalah orang dengan taste yang tidak begitu baik. Apapun yang saya makan selalu saja enak. Apapun yang saya kecap adalah sedap. Keasinanpun, hambarpun, dan lain lainpun seperti bukan masalah di lidah.
Apa iya indra perasa saya sudah mati?
Tidak. Saya paham rasa. Saya tau yang mana yang keasinan dan yang mana yang hambar. Tapi saya berusaha terus berkata enak. Setiap apa yang saya makan saya selalu memujinya agar ia menjadi suatu yang baik dalam tubuh saya. Semacam menanam energi positif dalam tubuh.
Saya tidak suka dengan mereka yang selalu mengeluh tentang apa yang mereka makan. Sudah mengeluh kemudian makanan tdk dihabiskan. Menyebalkan. Jika kamu tidak sedang ingin makan, sudahlah jangan paksakan. Jikalau kamu sedang kekenyangan, untuk apa kamu masih saja mengambil makanan?
Atau pernahkah kita diajak keluar untuk makan atau mungkin dioleh-olehi makanan oleh kerabat? Kemudian dengan tanpa perasaan kita mengatakan makanan itu kurang enak. Mahal doang. Mending beli seperti itu disini, disitu. Blah blah blah.
Maaf. Perbuatan semacam itu selain menyebalkan juga menyakitkan.
Tidakkah kita dikaruniai hati untuk bisa saling menghargai?
Tidakkah kita mempunyai sedikit perasaan untuk menghargai pemberian?
Saat kita mengeluh dan kecewa tentang apa yang kita makan, apa kita mengingat mereka yang sedang kelaparan? Yang bisa makan dengan mengorek sampah dan menghabiskan sisa sisa makanan yang ada? Atau kepada mereka yang di kolong kolong jembatan? Mereka yang berada di daerah perang?
Terpikirkah?
Mari teman kita mulai menghargai makanan. Apapun rasanya, bagaimanapun bentuknya. Berusahalah untuk mengecapnya dengan rasa syukur. Dan rasakan betapa nikmatnya makanan itu kemudian :))
Tuhan hadir dan menyapa dalam berbagai hal kecil. *RI*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar