"Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya." (Lukas 11:28)
Sering kita merasa puas hati hanya dengan berhasil tidak pernah bolos ke Gereja. Tidak pernah terlambat datang misa. Ataupun jarang jarang ke Gereja dan biasa saja karena merasa sudah menggantinya dengan bersedekah ke panti panti atau merasa sudah berbuat banyak kebaikan dalam hidup.
Ada yang berkata berbohong boleh asal untuk kebaikan. Atau disebut dengan bohong putih. Bagaimana mungkin kita bisa mengatakan bohong itu baik. Ketika kejujuran itu menyakitkan, bukankah kebohongan lebih menyakitkan lagi?
Mengikhlaskan barang yang hilang karena tau bahwa kelak barang yang hilang itu akan diganti dua kali lipatnya jika kita ikhlas. Bagaimana mungkin itu disebut dengan ikhlas jika kita sudah membayangkan gantinya?
Berbuat dosa sebebas- bebasnya karena tau akan disediakan pintu pengampunan. Dan lagi Tuhan kita Maha Rahim. Maha memberi pengampunan. Sekarang memuaskan dosa dan keinginan daging dulu, besok tobat. Atau mungkin juga sekarang berlaku dosa tidak apa apa kita bisa menebus besok dengan puasa atau memohon ampunan pada Tuhan. Ah manusia. Kadang saya juga begitu :(
Kadang kok seperti tidak berpikir. Ya, kalau umur kita masih panjang. Kalau tidak?
Mengapa sangat memanjakan daging? Mengapa sangat lemah terhadap godaan dan cobaan?
Tak bisakah kita lebih kuat?
Tuhan memang saklek. Memang begitu adanya. Toh Tuhan masih saja membebaskan. Tuhan tidak memaksa. Terserah manusianya. Memilih melakukan yang dikehendaki oleh Tuhan atau memilih melakukan sesuatu sesuai keinginan sendiri.
Tuhan ada. Dosa menggoda. Manusia harus selalu waspada. *RI*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar