"Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam." Mazmur 4:5
Gara gara masalah sepele, kita bisa terpancing oleh amarah. Masalahpun membesar kemudian tak urung melebar. Pernahkah terjadi seperti yang demikian?
Saya pribadi, sering:(
Mengapa sepertinya mudah sekali untuk marah ya? Mengapa harus memakai emosi? Mengapa harus memakai urat dan bersuara tinggi? Mengapa memilih naik pitam daripada berlaku diam? Mengapa kecenderungan untuk marah menjadi sedemikian besar dan seperti tak terbendung lagi?
Marah adalah wajar mengingat kita adalah manusia yang dilengkapi dengan emosi. Namun ketika marah mendominasi, disitulah kita harus mereview diri.
Alat elektronik apapun yang mengubah listrik menjadi panas akan memakan daya watt yang besar. Demikian kita. Marah berasal dari panas hati yang kita biarkan untuk menjadi liar dan membesar . Marah membuang-buang energi positif dalam diri.
Marah itu tidak berguna. Marah adalah sia sia.
Apakah kita rela membiarkan hati kita dikuasai oleh emosi? Apakah benar kita sanggup menjadi budak amarah diri kita sendiri? Marah itu membuat kita capek. Marah membuat kita kehilangan banyak tenaga selain waktu.
Apa yang kemudian kita dapat dari marah? Solusikah? Ataukah keadaan menjadi baik setelah kita marah-marah? *RI*
Saat kita marah, kita mengundang setan masuk dan bersemayam. Dalam setiap kebencian, disitu ada kuasa setan. Tuhan tidak berkenan pada amarah. Tuhan membenci emosi yang membabi buta dan hiperbola.
Marahlah sebentar namun kuasailah diri lagi. Kuncinya adalah memaafkan. Saat kita membuka hati untuk memaafkan, amarah itu akan melunak dan bukannya tak mungkin jika kemudian akan pergi dan angkat kaki.
Marah memperpanjang masalah.
Jangan biarkan emosi mengubah mood kita dalam menjalani hari. Jangan lengah. Amarah membuat kita terlena. Emosi dalam diri mampu menguasai hari hari. Marah mampu menghancurkan niat dan semangat kerja.
Masihkah kita mau diperbudak oleh rasa marah kita sendiri? *RI*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar