Pada dasarnya, manusia (oke, terutama wanita) lebih cenderung menjadi penikmat gosip. Atau bahkan, domain yang paling dominan sebagai pencipta gosip. (Ah lagi lagi wanita. Dan saya
adalah termasuk juga wanita).
Membicarakan kekurangan, kejelekan orang itu seperti sesuatu yang wajar. Dengan ringan, membumbuinya dengan berita-berita yang kebanyakan tidak dapat ditelisik kebenarannya. Berawal dari kata "ngomong-omong", atau "eh, tau nggak kalo.." Dan berkembanglah menjadi banyak anakan berita baru.
Sedih saya katakan bahwa saya juga penikmat isi rumpi. Menjadikan itu sebagai sebuah hiburan. Sangat menghibur di kala sedang stres, di tengah pekerjaan yang padat, dan lainnya. Pokoknya selalu bisa memberi penghiburan.
Ironis ya, membicarakan kejelekan orang menjadi sebuah hiburan. Pantaslah kalau tiap tivi swasta selalu mengadakan program infotainment. Menjual bahan gosip tentang selebritis yang sedang hits di masyarakat. Mengkomoditikan kehidupan selebritis beserta permasalahan pribadinya. Mengemasnya menjadi tayangan hiburan yang ditonton berjuta mata dengan pikirannya sendiri-sendiri.
Sedihnya, saya termasuk salah satu penikmat infotainment.
Ah Tuhan. Mudahnya mulut ini berkata dan menyebarkan tentang yang belum tentu benar. Ringannya mulut ini membuka untuk mencibir dan menghakimi sesama. Padahal untuk berdoa yang tidak perlu membuka mulut lebar lebar saja kami malas. Mulut serasa terkatup untuk mengucapkan banyak pujian dan kemuliaan bagiMu. Hanya sejauh doa yang terucap dari dalam hati.
Terlalu lama mulut ini mengeluarkan racun. Terlalu sering mulut ini dimanja dengan banyak hal yang tidak pantas. Terlalu jauh mulut ini menjadi beda dari tujuan penciptaanMu sebelumnya.
Bergunjing menjadi menarik saat berdoa menjadi rutinitas yang tak lagi asyik.
Berbohong menjadi lumrah saat ucap puji dan syukur kepadaMu seperti sangat susah.
Tuhan. Semoga Engkau masih berkenan mendengarkan. Jangan bosan Tuhan untuk mengawasi tiap tiap inci perbuatan yang tak jarang dari kelalaian.
Awasilah mulut ini. Awasilah tiap rentet kata yang keluar dari mulut ini. Awasilah mulut yang tak lagi sungkan mengeluarkan kebohongan, pikat jerat dan daya tipu.
... kami sedang tertunduk memohon pengampunan. *RI*

Tidak ada komentar:
Posting Komentar