Jumat, 29 Januari 2016

Senyum Dulu Donk

Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi  saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu. (Matius 17:20)

Pegang cita citamu. Imani. Perjuangkan. Kesuksesan akan mengikutimu. Jika jalan yg ditempuh terjal berbatu, lewati dg tambeng. Jika masih ngga nemu jalannya, buat jalan sendiri. Hidup sudah susah, bikin simple. Fight 💪💪

Senyum dulu donk 😁😁

*RI*

Bangkit Seperti Lazarus

Dari 2003 rajin ikutan audisi. Apa aja saya ikutin. Dan, ngga pernah lolos *bangga*. Sampai akhirnya, Tuhan memberi kesempatan di 2013. Lolos The Voice Indonesia. Bahagianya kayak apaan tauk. Inget bgt, kemudian sy dieliminasi tgl 13 Mei (pas Mandut ulangtahun). Posisi terakhir 4 besar tim Sherina. Sy berpikir habis  ini mau ngapain lagi. Desperate. Tuhan berpikir lain. Spt Lazarus, sy dibangkitkan. Bkn dr kematian tp dr keterpurukan, keputusasaan.

By the way, percayalah. Saat pintu yg satu ditutup, maka Tuhan sudah menyediakan banyak pintu yg lain untukmu.

Jadi, jika hari ini kau alami penolakan dan kegagalan; Jgn takut, Tuhan bersamamu.  Selamat pagi, Tuhan Yesus memberkati. 😊😊😊

Rabu, 13 Januari 2016

Saat Sedang Rindu

Rindu kadang menggila tak pada tempatnya. Karna rindu, berbagai macam untaian kenangan kembali mencuat. Karna rindu, kenangan menjadi semakin menjadi jadi. Bermunculan kembali.

Rindu ini milik siapa?

Percuma rindu jika kemudian kita tak bisa menatap dia yang kita rindu.

Saya rindu sekali. Sedang amat rindu. Kepadanya, dia yang KAU panggil 5 bulan lalu.

Halo Kukum. Doa doa untukmu tak ada henti, tak ada spasi.

I miss you. *RI*

Catatan Menjelang Pagi

Betapa saya menangis saat membaca postingan saya di blog ini mengenai keinginan saya utk mempunyai anak. Saya sedih, tak terbayangkan. Bulan depan, setahun pernikahan. Usia yang muda dan lumrah saja jika pasutri memutuskan utk menunda momongan. Tapi saya dan suami tak mau menunda. Ayo Tuhan, beri kami putra. Demikian mungkin saya tak bisa menahan rasa ingin saya yang hari demi hari semakin menggila.

Mereka di luar sana bilang, sudah tunggu saja nanti juga diberi. Atau ada juga yang berkata, ah kalian masih muda kan sekarang bisa dipuas puasin dulu pacarannya.

Ah, mereka tak tau.

Saya berburu dengan waktu.

Saya bermimpi, anak saya bisa paling tak mengenal dan merasakan ditimang simbahnya, buyutnya bahkan. Dan lewat satu. Bapak saya sudah pergi duluan. Simbah saya dari ibu masih sehat, sedang simbah dari bapak sudah lama perginya. Ah, Tuhan tak di pihakku; kataku satu hari.

Saya bermimpi, anak saya besar dan menjadi sarjana. Setinggi tingginya. Saya yang akan mendampingi tiap wisudanya.

--Dalam hal ini, saya bersalah pada ibu saya. Dulu saya tak ingin wisuda, karna buang2 waktu dan tenaga. Ibu saya memaksa saya melihat saya memakai toga. Oke, saya tunaikan janji saya. Saya bertoga, diwisuda. Ibu saya melihat semuanya. Selesai itu, saya lempar berkas2 wisuda dan surat kelulusan dan saya berkata, itu yg mama mau. Saya menyesal. Saya tau kemudian hari, ia kecewa dan sedih. Saya kicep. Saya menyesal. Air mata tak akan bisa mewakili maaf dan penyesalan saya. Saya minta maaf. Sungguh. Ngapunten dalem. --

Setelah wisuda, ingin saya menyaksikan hari indahnya. Dimintai restu utk memberkati pernikahannya.

Ah jauh sudah imajinasi ini melayang terbang tak karuan.

Di lain hal, saya hanya ingin punya anak. Secepatnya.

Dan Tuhan tak berikan saat ini. Entah.

Mungkin Tuhan sengaja tak memberikannya saat ini agar saya dan suami benar benar dewasa dalam berumah tangga dulu.

Ya kali.

Mereka yang masih SMA, nyolong2 pacaran, free sex, malah dibuat cepat hamil. Sedang saya, sudah sah di mata hukum dan agama, tapi masih menunggu.

Banyak yang berantonim. Berlawanan.

Saat kita sangat ingin, ditangguhkan keinginan kita dikabulkan Tuhan. Saat kita tak ingin, malah kita diberi.

Mulai sekarang, keinginan saya punya anak saya kurangi pelan pelan, sedikit sedikit. Bukan untuk nglimpe Tuhan. Tapi untuk saya, yang tersiksa atas keinginan yg membabi buta.

-Tuhan tak bisa dilimpe-

Tuhan, kami percaya. Saat itu akan datang. Kami percaya. Kami tetap menunggu, tak segila dahulu. Jika datang cepat, syukur. Jika tak, tetap syukur. Tak ada jalanMu yg salah. Kami percaya.

*RI*

Mimpi Adalah Energi

Menginjak bulan satu. Tanggal 11 di tahun 2016. Indosiar berulang tahun. Saya diikutsertakan menjadi pengisi acara. Salah satu dari sekian banyak artisnya.

Menjadi pengisi acara opening untuk rangkaian program ulangtahunnya yang ke 21. Saya tak hanya sebulan dua bulan di sini. 3 tahun saya di sini. Menginjakkan kaki di sini, membawa dan meletakkan seluruh mimoi dan harapan besar saya. Banyak ajang saya lalui. Tak satu dua. Tiga. Jatuh bangun. Naik turun. Saya sudah rasa. Semua tanpa jeda.

Tuhan luar biasa. Jika dulu saya sebatas peserta audisi dengan berjuta mimpi, sekarang saya jadi salah satu pengisi acaranya. Memang mimpi mimpi itu terasa masih jauh, namun saya percaya pada hari ini saya lebih dekat ke mimpi itu dibanding hari kemarin. Ya dong. Jelaslah Tuhan tak tinggal diam.

Ini belum apa apa. Saya bersumpah pada diri saya. Ada beberapa anak tangga lagi. Untuk mencapai ke tujuan, saya percaya Tuhan membantu saya. Walau jalan mendaki, terjal, berbatu, saya pasti dimampukan. Ini mimpi saya. Saya takkan menyerah karenaNya.

Mimpi adalah energi.

Di studio ini 3 kali saya berjuang. The Voice Indonesia 2013, Comedy Academy 2014, dan Bintang Pantura 2015. Saya masih di sini, dan saya tak akan berhenti.

Mimpi adalah energi.

*RI*

Jumat, 01 Januari 2016

2016

2015 sudah habis masa berlakunya. Sekaranb mulai lagi dari tanggal 1 Januari. 2016.

Manusiawi. Normal ketika kita berpikir cemas ada apa kira kira di tahun ini. Masihkah ada kesulitan di 2015 yang diperpanjang. Apakah ada peluang emas dan kesempatan kesempatan baru lagi di tahun ini. Banyak   kecemasan. Imbang dengan banyaknya harapan.

Tak usah cemas. Khawatir terhadap masa depan sangat dibenci Tuhan. Tuhan sudah mempersiapkan banyak hal. Bagus bagus. Indah indah. Sempurna.

Dengan khawatir, dengan cemas, kita mendiskreditkan kuasa Tuhan dlm hidup kita.

Percaya saja. Tetap melangkah.

Kalaupun ada gronjalan pastikan itu pelajaran.

Bertolak lagi ke belakang. Best day of 2015. Best day of my life. I marry you, mas Joe.

2015 sempurna dengan ketidaksempurnaannya.

Thank God. 2016, i'm ready 😀😀

*RI*