Cinta itu setia. Seharusnya.
Setia tak hanya dalam analogi cukup satu pasangan seumur hidup. Namun juga setia dalam perkara susah dan senang, suka dan luka, untung dan malang. Cinta itu setia. Setia dalam setiap peristiwa.
Setia itu susah. Banyak cerita membuktikannya.
Berjalan 6 bulan pernikahan. Dia luar biasa. Sangat setia.
Mmm sudah berapa kali aku memujinya di blog ini? ah tak apa, dalam nyata tak akan juga aku memujinya secara terang terangan. Peace ya mas..
Menjadi murid Yesus yg setia jg susah.
Jangan ambil Yudas yg memang memilih utk sesat. Lihatlah Simon Petrus. Yang digadang gadang Tuhan Yesus sbg pemegang kunci estafet kekristenan. Yang dikatakan sang batu karang. Prikitik. Menyangkal guruNya sampai tiga kali sebelum ayam jantan berkokok.
Kamu ingin setia? Bercerminlah pada kisah ini.
Andai saat itu Tuhan Yesus disubya subya, murid muridNya tak akan meninggalkanNya sendiri. Apek, saat saat itu Tuhan Yesus akan disalib. KepadaNya difitnahkan semua yang jahat. Mereka takut, setelah menganiaya sang guru, kawanan mereka juga ikut dibantai. Ketakutan akan penderitaan membuat diri melemah. Mudah berikrar setia saat kondisi memang memudahkan untuk setia.
Saat sehat, saat kaya, saat lapang, saat saat enak yg memang tak butuh effort untuk setia.
Eh, banyak tuh keluarga kaya raya, selebritis terkenal yg rumahtangganya berantakan gara gara perselingkuhan. Padahal kan udah enak hidupnya. Kaya. Makmur. Sentausa. Kok masih sulit setia? Lain lagi ceritanya kalau gitu. Saat yg mudah kok masih nggak setia? Mungkin itu memang sifat dasarnya saja yang nggragas. Apa apa hajar bleh. Tak tertutup kemungkinan saat susahpun ia akan susah juga untuk setia. Kesetiaan adalah mitos bagi mereka yang doyan selingkuh. Apapun alasan pembenarannya. Cheater stay cheater. Seperti Yudas Iskariot yg memilih untuk sesat.
Kamu ingat falsafah orang Jawa: nek watuk iso ditambani, nek watak digawa tekan mati. Batuk bisa diobati. Watak dibawa sampai mati.
Kesetiaan butuh perjuangan. Yang namanya perjuangan nggak ada yang enak. Penuh dengan pengorbanan. Manisnya tak bisa langsung dicicipi.
Menjadi murid Yesus banyak tantangan. Apalagi di dunia yg semakin hingar bingar ini. Tuhan Yesus menantang kita, masihkah kita mampu berada di garis lurus jalanNya.
Kalaupun melenceng, jangan takut, Tuhan tak tinggal diam. Tuhan menjaga. Bagai dombaNya yang hilang satu, Dia akan mencari domba yang hilang itu sampai ketemu.
Terus apa balasan kita untukNya yang jauh lebih dulu tlah setia?
Satu saja. Setialah lebih lagi.
*RI*
