Kadang kita mendengar begitu banyak kesaksian. Kesaksian ttg betapa baiknya Tuhan. Kesaksian atas kuasa penyembuhan. Kesaksian atas topangan pada hidup yang dirasa berat. Dan banyak lagi.
Sebenarnya mengapa kita perlu bersaksi?
Menurut opini awam saya. Begini.
Kebutuhan manusia adalah untuk didengar. Betapa kita merasa lega jika sudah mengungkapkan sesuatu yg mengganjal dalam hati. Curhat istilah remajawinya.
Bagaimana tidak, segala kepahitan yang tersimpan di hati kadang benar benar membuat ngap. Sesak. Harus ada ruang hampa untuk kita sendiri. Maka berceritalah kita kemudian. Sejenak kemudian rasa rasanya jadi plong. Lega.
Lebih lega lagi jika pendengar sungguh merespon curhatan kita. Minimal menyimak. Menyimak berada di level yang lebih tinggi dari mendengar. Mendengar mungkin hanya sepintas saja. Menyimak ya pasti tak hanya sepintas trus berlalu.
Saat bersaksi, dituntut adanya keikhlasan. Ikhlas dalam berbagi cerita. Tak ada yang ditutupi. Jujur. Blaka. Terbuka. Jika tidak demikian untuk apa maju memberi kesaksian.
Berbagi cerita. Berbagi kepahitan. Bertujuan agar kepahitan itu terlepas satu demi satu.
Saat kita membuka diri, ada tangan Tuhan yang masuk dan berkarya.
Di situ Tuhan leluasa bekerja.
Tuhan ada bagi mereka yang membuka hatinya.
Buka hati dan persilahkan Tuhan masuk.
Tuhan hanya mengetuk. Knop pintu hanya terpasang di dalam hati kita. Dia tak bisa membuka pintu kalau kita tak membukanya lebih dahulu.
Bersaksilah sebab Tuhan baik.
Bersaksilah bahwa kita memiliki Tuhan yang ajaib.
Ya dong.
Bayangkan DIA menguatkan bapak mengatasi sinar radio theraphy selama hampir 40 kali.
Bayangkan DIA melembutkan hati suamiku untuk mau melaksanakan pemberkatan pernikahan di Gereja Katolik
Bayangkan tadi jam tiga sore, mendadak suami bersedia beribadat Jumat Agung di Gereja Katolik.
Bayangkan dari segala keterpurukan kami, job job yang melayang pergi, tapi semangat dan jiwa juang masih ada pada pasutri baru ini.
Mujizat ada setiap hari. Sederhana mungkin tapi jangan malas untuk mengakui yang sederhana itu sebagai mujizat.
Aku bersaksi aku mempunyai Tuhan yang baik.
Kamu?
*RI*