Jumat, 25 Desember 2015

Ibu di Jogja. Bapak di Surga.


Saya percaya. 100%. Bapak sudah sangat bahagia. Damai. Tenang dalam istirahat panjangnya. Tuhan tak meninggalkan saya. Juga bapak. Malah Tuhan memeluk bapak sangat erat. Saya percaya. 100%

Tuhan tak diam, Tuhan tak aphatis.

Natal 2015 sempurna. Sempurna walau Tuhan mengambil bapak dari saya. Saya tak bersama ibu juga. Beliau di Jogja. Januari baru bertemu.

Saat ini natal saya masih sempurna. Bagaimana tidak, saya misa ditemani suami saya. Pagi, kami merayakan kebaktian di Gerejanya. Gantian saya yang menemaninya.

Natal sempurna. Berbagai macam berkat Tuhan beri. Natal yang indahnya luar biasa. Dari kebaktian, kita berbagi berkat bersama adik adik di PA Pondok Si Boncel.

Ah, 2015. Terimakasih.

What goes around, comes around. Cocok ndak ya quotes tersebut untuk saya. Kalau tak, ya sudah dicocok cocokin sendiri.

Tuhan, apa yang Kau beri dan apa yang Kau ambil daripadaku, lakukanlah. Ikhlas. Bahagia saya. Apapun yang terjadi, terjadilah.

*RI*

Senin, 14 Desember 2015

Kuterbangkan Doa Untuk Bapak

Bapak, kasih Tuhan memenuhimu. Ia melindungi jiwamu. Mengurapinya dengan kerahiman dan pengampunan. Bapak, biar Tuhan yang menjagamu. Kurasa kau tak butuh lagi kipas, pampers, selang. Kau bebas. Ceria. Gemuk kembali. Senyummu aku ingat benar.

Bapak, tidurlah. Tidurlah dalam damai Kristus. Tuhan mengasihimu. Mengatarkanmu ke hidup yang kekal. Bersama malaikat Serafim Kerubim, memuji muji nama Bapa di Surga.

Kelak engkaulah yang mendoakan aku. Merestuiku dari atas sana. Melihatku dengan caramu. Bersama Kristus dan para rasulnya. Bersama para malaikat dan orang kudus di Surga.

Bapak, jangan lupa, aku juga menyayangimu.

Sampai jumpa.

*RI*

Minggu, 13 Desember 2015

Mudah Atau Susah?

Kecewa jika tau posisi yang seharusnya untuk kita ternyata ditempati oleh orang lain. Di situ guna keikhlasan bekerja. Boro boro ikhlas, buat inget aja rasanya pengen nangis. Itulah ikhlas. Mudah diucapkan. Susah diimplementasikan. Ikhlas itu susah. Maka Tuhan menjanjikan menghadiahkan surga bagi mereka yang ikhlas menjalani hidupnya seberat apapun cobaannya. Benar juga. Jika mudah hadiahnya hanya magic jar atau dispenser.

Percayalah apa yang dikatakan orang orang tua itu benar. Rejeki tak tertukar. Tak akan. Rejeki orang sendiri sendiri. Tuhan toh tak seteledor itu salah menempatkan, salah menyetting, salah ngeplot, tak akan.

Percaya ikhlas. Smile, learn, grow.

Biarlah yang kita pikir harusnya posisi kita itu semoga memberikan berkat bagi yg menempatinya. Semoga. Sekali lagi ikhlas.

Berkata mudah. Menerapkannya susah payah. Life.

Apa salahnya mencoba?

*RI*

Bukan Hoax

Cinta membuat segalanya menjadi lebih indah. Cinta menjaga cita cita.

Di sampingku, sedang lelap suamiku. Lelah. Bekerja dari pagi hingga pagi. Kadang tak tidur. Jika mata tak kuat menahan, di mobil ia tertidur. Atau kadang di backstage setelah mengatur sound.

Dia lelah untukku. Semoga aku tak terlalu percaya diri. Semoga benar.

Dia bekerja untuk kami. Keluarga ini mau maju. Bagaimanapun caranya. Dia bersusah payah untukku.

Aku kadang yang tak tau diri. Menyambutnya pulang kerja dengan mbesengut. Hanya karena dia lupa memberi kabar seharian sedang apa, dimana, sudah makankah, bagaimana eventnya?

Iya, aku kadang tak tau diri. Tak mau tau kesusahannya.

Aku berdoa untukmu. Kuatlah dengan segala penempaanmu. Jika aku salah satu tempaan itu, sungguh, kuatlah.

Aku toh juga ingin berubah. Aku sedang berubah.

Tak apa komunikasi kita tak lancar. Tak apa aku tak selalu kau perbolehkan untuk tau apa yg sedang kau hadapi dengan harimu. Tak apa.

Lelahmu mengajarkan aku mengerti cinta tak sedangkal itu.

Cinta tak cukup sampai di situ.

Tak perlu kau berubah. Karna akulah yang akan berubah. Mengertimu lebih lagi. Menyambutmu dengan senyum dan pelukan.

Karna aku tau pelukanku menguatkanmu dan hari hari kerasmu.

Aku terlalu berpuitis. Lihat saja jika 2 minggu kemudian kembali ke habitus dulu. Human. Women. 😀

Tidurlah. Di sisiku hanya di sisiku. Nyenyaklah agar kembali kuat raga itu berjuang untukku.

I love you to the moon and back , to the bit and pieces. Mbuh opo maksude. Yang aku tau aku sayang kamu. Banget. Bukan hoax.

*RI*

Ragil Rindu

Belum ada seribu harimu, kami sudah ribut tentang warna nisanmu. Merah kata kakakku. Karna dulupun kau suka merah. Kakakku suka merah. Akupun sama. Tapi aku ingin putih. Putih yang bersih. Kelak jika kami datang berkunjung kami bisa melihat taburan mawar putih di nisan berwarna putih. Putih. Indah dalam bayanganku. Tapi cucumu ingin warna biru. Lakik. Dan dia menang.

Bukan, bukan kami ribut sampai beradu otot. Sesungguhnya kami hanya rindu.

Banyak kisah tentangmu. Jika kuceritakan, air mata akan ikut terbawa. Kisah kita sungguh indah. Dari awal.

Kami rindu.

Ragilmu rindu.

Doa masih tak henti. Kuterbangkan hingga langit ke tujuh. Percaya Bapa mendengarku. Yakin DIA menempatkanmu di sisi NYA. Tempat indah. Tempatmu yang seharusnya.

Bapak, ragil rindu.

THOK. Sudah ditentukan. Cucumu menang. Kelak nisan itu berwarna biru. Untuk lelaki kami yang telah mendahului kami.

Halo, Kukum 💙💚💛❤

*RI*

Sabtu, 12 Desember 2015

Jalan Tuhan

Jalan Tuhan tak sama. Saat kita berpikir kita harusnya bisa ke Jogja dari Jakarta via tol Cipali, Tuhan tak mengizinkannya. Kita diarahkan tetap di jalur pantura. Macet. Gronjal. Sempit. Sesak oleh truk.

Tol Cipali adalah opsi ke sekian. Tuhan tak berkenan. Dia ingin kita sampai tujuan dengan cara yang sangat perlahan. Kadang menyakitkan. Tak serta merta diberi jalan yang lapang, halus, lancar.

Tol Cipali mungkin adalah solusi untuk kita, oleh kita. Tapi tak demikian oleh Tuhan. Tol Cipali bukan solusi. Mungkin Tuhan tau, tepat di ujung tol, terjadi kemacetan yang lebih menumpuk. Atau Tuhan tau kita tak membawa bekal uang yang cukup untuk membayar tol. Kita hanya dibekali bensin. Bukan uang tol. Tuhan sudah memperhitungkan semua. Lebih dari yang bisa kita pikirkan.

Sabarlah. Jika sekarang jalan terasa begitu gronjal. Penuh sesak oleh pengguna pengguna jalan yang lain, panas ngentang ngentang atau kadang hujan dengan angin besar. Jangan berhenti di situ.

Tetaplah percaya. Tetaplah melangkah.

Tuhan tau yang terbaik. Yang terbaik menurut kita tak sama menurut kita. Yang bisa kita lakukan sekarang hanya satu. Obey. Taat.

Taat tak hanya berarti turut. Taat lebih dari itu. Komitmen. Berpegang pada rencana Tuhan. Biar sesusah apa. Tuhan tau.

Mengapa saya bisa seyakin ini? Karena saya sedang di jalan itu. Yang harus saya lakukan hanyalah terus berjalan. Tetap melangkah walau susah payah.

*RI*

Jumat, 11 Desember 2015

Hanya Bertanya

Kadang kita kesal melihat mereka yang kebut kebutan di jalan. Terburu buru karna waktu bukan alasan. Kalau terburu buru, memang dari tadi ngapain aja. Kesal. Harus ya kebut kebutan?

Ada lagi, fenomena balap liar. Pertanyaan kemudian yang muncul, apakah kemudian terlihat keren jika sudah kebut kebutan di jalan? Hello, kamu bukan Valentino Rossi dan teman temannya di sirkuit balap motor.

Belum lagi suara menderu deru dari knalpot yang diblombong. Memekakkan telinga. Sebah. Menambah rasa kesal. Jika kita saja yang mendengar dari jauh merasa bising, apalagi mereka yang diatas motor ya? Gendang telinga mereka terbuat dari apa? Apakah ada alat kedap di rongga telinga mereka?

Kemudian, jika mereka sedang duduk duduk santai dan menjumpai motor dengan suara knalpot diblombong, akankah  mereka merasakan hal yang sama bisingnya dengan kami yang tak biasa dengan motor blombongan?

Banyak pertanyaan. Tak akan terjawab seiring berjalannya zaman. Tak terjawab juga tak masalah. Tetap saja motor motor itu akan terus jumawa dengan knalpot knalpot yang meledak ledak.

*RI*

Have Faith

Di altar ini, 9 bulan yg lalu saya dan @joepasopati dipersatukan dalam sakramen pernikahan. Pemberkatan& syukuran nikah yg sederhana. Semua murni dr tabungan kami selama pacaran. Sederhana tp membanggakan bagi kami pribadi. Paling tdk, kami tak merepotkan orgtua&klg.

Awal pernikahan, tak ada indah2nya. Serba susah. Ngamen berdua demi cicilan2 yg nekad kami ambil semasa pacaran. Tambeng sajalah. Toh, Selama pacaranpun, situasi seperti ini tak sekali dua kali terjadi. Batu. Pokoknya kerja. Jauh dekat tempat ngamen, hajar.

Situasi semakin Sulit. Awal berumah tangga kami dlm kondisi Tak ada uang tak ada pemasukan. Bapak sakit. Ditolak pekerjaan sana sini. Gagal dlm banyak audisi dan casting. Tabungan yang kami habiskan utk modal usaha buka rental sound system spt tak menemukan titik cerah.  Grup band kamipun juga stuck. Tak ada job.  Suram. 

Entah, Semangat ini tak ada surut surutnya. Bukan krn kami yg kuat& hebat. Tp krn kami punya Tuhan yg luar biasa. Tuhan yg selalu menopang kami. Tuhan yang tinggal&  menemani, saat yg lain menolak & meninggalkan kami. Kami percaya semua akan indah pada waktunya.

Tuhan tak tinggal diam. Usaha ini dibangkitkan. Seperti Lazarus. Usaha ini perlahan menjejakkan kakinya ke tanah. Banyak peluang dihadirkan Tuhan. Dibukakan link link baru yang sangat membantu. Sedikit demi sedikit. Pelan tapi pasti. Saat ini kami mulai bangkit lagi. Wl susah payah, jalan terjal dan gronjal gronjal, tenang, ada Tuhan bersama kami selalu.

Ini belum apa apa. Narvastu, jika kemudian kau merangkak naik dan semakin memuncak, semoga memang benar kau adalah jalan dari Tuhan utk menyampaikan banyak berkat. Namun jika sewaktu2 kau kembali lesu, percayalah, itu hanya sementara. Tetap senyum, bekerjalah dg ikhlas. Biarkan doa doa yg menopang. Hei, bukankah kita semua pernah jatuh dan gagal? Jadi, Jika hari ini kau gagal, senyumlah. Biasa saja coy.

Have faith.

Untukmu Narvastu. Nama bakal anak kami kelak yg skrg kami pinjam dulu sebagai nama band dan usaha sound system kami. Lenga Narvastu.
Cibubur, 29 Nov 2015
Berkah dalem
*RI*

God Isn't Finished Yet

Kita tak pernah tau Tuhan berkehendak apa. Tuhan mau yang bagaimana, yang seperti apa. Siapa yang tau? Tak ada satupun. Misteri Tuhan tak akan terpecahkan. Sampai kapanpun. Berusahalah. Sampai kering keringat, air mata, dan darah. Hiperbolis tapi memang demikian. Tuhan tak tidur, tak sembunyi, pun tak pernah lari.

Usaha kita bagai tak ada ujung. Ya biar saja. Tuhan toh memperhitungkannya. Khawatir apa?

Doa tak henti, rasa rasanya belum terkabulkan. Ya biar saja. Tuhan toh tak pernah melepaskan pandanganNya darimu. Cemas apa?

Tuhan belum selesai atas kita. Masih ada rencana. Kita seperti itu juga. Jika plan A tak berjalan, masih ada plan B dan plan plan selanjutnya. Tuhan yang menciptakan kitapun sama. Demikian. Banyak rencana. Banyak plan. Settingan Tuhan tak ada yang tak baik. Semua indah. Semua dipersiapkan untuk kita.

Sekali lagi, setelah berkali kali, percayalah.

*RI*

Minggu, 15 November 2015

100 ribuan dan Seribuan

Mendapatkan kisah ini dari angin yang meniup rumput di sepoi siang menunggu hujan. Menarik sekali.

Uang kertas Rp1,000 dan Rp 100,000 dibuat dari kertas yg sama dan diedarkan oleh Bank Indonesia (BI). Ketika dicetak, mereka bersama, tetapi berpisah di bank dan beredar di masyarakat.
Bagaimanapun, 4 bulan kemudian mereka bertemu secara tidak sengaja di dalam dompet seorang pemuda.

Maka mereka pun ngobrol:

Uang Rp 100,000 bertanya kepada Rp 1,000 ; "Kenapa badan kamu begitu lusuh, kotor dan berbau amis?" Rp 1,000 menjawab; "Karena begitu aku keluar dari bank, terus ke tangan orang bawah dari kalangan buruh, penjaja, penjual ikan dan di tangan pengemis." Lalu Rp 1,000 bertanya balik kepada Rp 100,000; "Kenapa kau begitu baru, rapi dan masih bersih?" Rp 100,000 menjawab; "Karena begitu aku keluar dari bank, terus disambut perempuan cantik, dan beredarnya pun di restoran mahal, di kompleks pasar raya mall bergengsi dan juga hotel berbintang serta keberadaanku selalu dijaga dan jarang keluar dari dompet." Lalu Rp 1,000 bertanya lagi;
"Pernahkah engkau berada di tempat ibadah?" Rp 100,000 menjawab;
"Belum pernah"

Rp 1,000 pun berkata lagi; "Ketahuilah walaupun aku hanya Rp 1,000 tetapi aku selalu berada di seluruh tempat ibadah, dan di tangan anak-anak yatim piatu dan fakir miskin bahkan aku bersyukur kepada Tuhan semesta alam. Aku tidak dipandang sebagai sebuah nilai, tetapi adalah sebuah manfaat.

Lantas menangislah Rp 100,000 karena merasa besar, hebat, tinggi tetapi tidak begitu bermanfaat selama ini. (NN)

Semoga cerita ini memberi pengajaran kepada kita semua.

Jumat, 13 November 2015

Rasa Rindu

Rasa rindu. Kau pikir, rindu mempunyai rasa.

Tak ada.

Rindu itu hampa.

Ada yang bilang rindu itu manis
Ada yang bilang rindu itu pahit

Rindu itu hampa

Rindu itu manipulatif

Saat kau pikir kau rindu, mungkin sebenarnya itu tak rindu
Itu sekedar egomu
Sekedar keinginanmu
Sekedar hasratmu

Jadi apakah rindu itu

Tak tau

Rindu tak perlu untuk dijelaskan
Apa rindu itu
Mengapa ada rindu
Kok bisa kita menjadi rindu

Rindu tak perlu dibenarkan

Rindu adalah hakmu

Hakmu untuk mau dimanipulatif
Hakmu untuk meliarkan egomu
Hakmu untuk membodohi perasaanmu
Hakmu untuk membohongi inginmu

Rindu itu tak ada
Rindu itu rekayasa

Rindu itu gila
Makanya
Sudah ya.
Aku tak mau berurusan dengan rindu
Persetan.

*RI*
Cibubur, saat tak bisa tidur, mengenang seseorang, jauh di sana, tak tergapai..

Pf. Maaf, ini bukan rindu.


Kamis, 12 November 2015

Tetap Berjalan Meski Pelan

Narvastu Sound System. Setahun berjalan. Bisnis baru saya dan suami.

Daripada pasang lebih banyak surutnya. Menjalankan bisnis tak semudah yang kami bayangkan. Modal dapat dari hadiah kami mengikuti acara lomba lomba di televisi. Modal awal untuk membeli sound 1000 watt komplit. September upgrade lagi menjadi 3000 watt. Baru akhir bulan Oktober kemarin upgrade lagi menjadi 7000 watt.

Yang terakhir kami mendapat pinjaman modal. Kalau tak berani hutang, usaha kami lama berkembang.

Saya dan suami bahu membahu dalam bisnis ini. Segalanya kami curahkan. Ya uang ya waktu ya tenaga. Bagaimana caranya agar usaha ini bisa maju, bisa menjadi saluran berkat yang tak hanya untuk kami tapi untuk mereka yang ada di dekat kami. Keluarga, teman, dan lainnya.

Kadang kami stuck. Seperti bulan Juli kemarin. Satupun tak ada orderan masuk. Ulangtahun ke 30 dibuka dengan amat pahit. Kami deleg deleg. Tuhan maunya apa sama kami. Bagaimana mungkin tak ada orderan masuk sedang cicilan kami tak bisa menunggu.

Cincin kawin kami gadai. Cincin yang baru sempat kami pakai selama 5 bulanan. Digadai bersama kalung dan anting hadiah pernikahan dari kakak. Maaf saya gadai dulu. Menangis dan menyesalkan apa yang terjadi tak mengubah keadaan menjadi lebih baik. Harus ada tindakan. Pegadaian.

Masuk bulan September orderan mulai rame, sampai saat ini. Orderan datang dan pergi. Banyak yang mulai tanya tanya. Banyak yang mulai jadi langganan.

Sound kami bisa dipecah menjadi 3 set sekarang. Bisa dikaryakan semuanya.

Belum balik modal. Bukan masalah. Percaya saja, semua akan indah pada waktunya.

Doa doa semoga usaha ini tak hanya menjadi berkat bagi kami,  tapi bagi banyak orang di sekitar kami. Kami bekerja untuk melayani Tuhan menyediakan sound bagi siapa saja yg butuh. Kami melayani dg segenap hati.

Job saya sebagai penyanyi? Ah Tuhan pasti siapkan waktu yang tepat bagi saya. Tuhan tau cita cita saya masih sama sejak saat saya kecil dulu. Menjadi penyanyi besar. Jalannya berliku, tapi yakin nanti sampai juga di lingkaran itu. Saya percaya. Saya tak takut.

Narvastu, berkembanglah. Majulah. Tambah laris. Tuhan memberkatimu.

Fight!

*RI*

Rabu, 14 Oktober 2015

Draft natal parodi

Kisah Kelahiran Yesus
Cast : Narator, Maria, Yusuf, Gabriel, 3 orang Majus dari timur, 3 gembala.

Segmen1 - Maria diberi kabar oleh Malaikat Gabriel
cast: Maria, Gabriel
property: kartu nama
Set: r. Tidur
Suasana: Tenang menjelang tidur
Song: ????

Narator:
Di suatu malam yang tenang,  Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kpd seorang perawan yg bertunangan dg seorang bernama Yusuf dari klg Daud; nama perawan itu Maria.

Gabriel:
Salam hai engkau yg dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.

(Maria terkejut)

Gabriel:
Jgn takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki laki dan dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan mjd besar & akan disebut Anak Allah yang mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepadaNya tahta Daud, Bapa leluhurnya
dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan KerajaanNya tidak akan berkesudahan.

Maria:
Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?

Gabriel:
Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.

Maria:
Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.
Tapi, kenapa aku harus percaya kepada mu?? anda siapa??

Gabriel:
Aku adalah Malaikat Gabriel. Ini kartu nama saya.
(Sambil menyerahkan kartu nama kepada Maria. Kemudian dia pergi).

Narator: Seiring berjalan nya waktu maka, mengandunglah maria.

***

Segmen2 - Yusuf didatangi Gabriel
Cast: Yusuf, Gabriel
Properti: -
Set: r. Tidur
Suasana: Yusuf Galau

Narator:
Yusuf mengetahui bahwa Maria sedang hamil. Karena Yusuf seorang yg tulus hati dan tdk mau mencemarkan nama Maria di muka umum, maka ia bermaksud memutuskan Maria dg diam diam.  Malam itu, ketika mempertimbangkan maksudnya,  Gabriel datang kepadanya.

Yusuf:
Maria hamil... kok bisa ya? padahal kami belum menikah dan kami tidak berbuat yang tidak-tidak. Emang ada hamil otomatis..?? Trus nanti biaya lahiran gimana?? Manaaa belum daftar BPJS lagii... hufftt
Apa saya putusin aja ya????

(Gabriel datang tiba tiba. Yusuf kaget).

Yusuf:
Siapa kamu?

Gabriel:
Aku malaikat Gabriel.

Yusuf:
Apa maksud kedatanganmu?

Gabriel:
Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.

Yusuf:
Baiklah. Saya siap.

Gabriel:
Kalau begitu saya permisi dulu
(Gabriel pergi)

Yusuf:
Malaikat Gabriel tunggu!

Gabriel:
Ada apa hai Yusuf anak Daud?

Yusuf:
Pintu keluarnya sebelah sana..

Gabriel : ohhh... iya maaf saya lupa... ( Gabriel malu, jalan nunduk agak cepet)

***

Segmen 3 - persiapan sensus penduduk
Cast: Maria, Yusuf, pemilik penginapan, kang gojek
Property: 2 helm&jaket gojek, buntelan baju
Set: rumah Maria& Yusuf

Narator:
Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria.
Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri.

Yusuf:
Maria, kita harus segera pergi ke Betlehem.

Maria:
Iya. Tapi Nazaret Betlehem kan jauh banget. Mana aku sedang hamil lagi.

Yusuf:
Tenang.  Kan ada ini. (Yusuf menepuk keledai di sebelahnya)

Maria:
Keledainya kan juga lagi hamil

Yusuf:
Tenang. Saya sudah menyiapkan segalanya untukmu (kemudian Yusuf memberi kode utk gojek masuk)

(Masuk kang gojek)

Yusuf:
Tolong antarkan kami ke Betlehem

Kang Gojek:
Siap pak

Yusuf:
Tapi dana kami pas pasan nih

Kang Gojek:
Tenang pak, kami ada promo kemana saja 10ribu.

Yusuf:
Oke. Mari sekarang kita berangkat.

(Kang gojek keluar set kmd masuk lg membawa keledai keledaian)

Kang gojek:
Mari pak kita segera berangkat

*****

Segmen 4 .  3 orang majus
Cast : 3 orang majus
Property:

(Majus 2&3 sedang ngobrol. Datanglah majus 1 dg penuh sukacita).

Majus1:
Whaz up brok. Ada kabar gembira untuk kita semua

Majus2&3 :
(Terkejut, antusias, penasaran)
Apa brok?

Majus1:
(Meyakinkan) Kulit manggis kini ada ekstraknya

Majus 2&3:
Ye.. kirain.. itu mah udah lama.  Yang baru donk...

Majus1:
Yang baru apaan?

Majus2&3:
Kangen water

Majus1:
Serius serius. Ada kabar gembira.
Akan ada raja baru. Kita harus segera menemuinya.

Majus2&3:
Dimana raja baru itu?

Majus1:
Untuk lokasi tepatnya saya jg blm tau, tapi menurut petunjuk yg sy dapat, kita harus mengikuti bintang yang sinarnya paling terang dibanding bintang manapun

Majus2&3:
Terus dimana bintang itu

Majus1:
Di matamu..

Majus2&3:
Eaaaa

Majus1:
Serius serius. Kita cari bintang itu pake GPS.

(Majus1 langsung mengaktifkan GPS.)

Navigator GPs :
Selamat datang. Untuk sampai ke tujuan yang anda inginkan, ikuti saya.
Belok kanan. Belok kiri. Serong ke kanan. Serong ke kiri (dilagukan) Lalalala.

***

Segmen 5 - Gembala gembala
Cast: Gabriel, gembala
Property: domba stereofoam

Narator:
Terdapatlah kawanan gembala yg tinggal di padang menjaga kawanan ternak pada waktu malam.

(Gembala chit chat)

Gembala1:
Coy, gue agak kesusahan nih cara bedain mana Domba cowok mana Domba cewek.

Gembala2:
Yaelah udah bertahun2 jd gembala masih culun ajeee...

Gembala1:
Emang cara bedain nya gimana?

Gembala2:
Cara bedain domba cowok atau cewek itu kliatan dari cara berdiri nya.
Kalo domba cowok berdiri, ke empat kaki nya napak ke tanah tapi jarak kaki melebar.. cowok... gagah maskulin

Kalo domba cewek berdiri, ke empat kaki napak ke tanah tapi kaki rapet. Cewek... feminim

Gembala1: nah kalo domba gak cowok dan gak cewek???

Gembala2: gampang.... berdiri tiga kaki napak ke tanah...
Gembala1: trus kaki yang satu ngapain???

Gembala2: yang satu begindang... (tangan ngetril)

*Gembala3 inframe bareng sama Malaikat Gabriel

Gembala3:
mari om... kenalin ini temen2 saya.. mereka gembala juga seperti saya.
Teman2 beliau adalah malaikat Gabriel, beliau datang mebawa kabar gembira.. sialahkan om kabar nya disampaikan ke temen2...

Gabriel:
wahaiii para gembala... sesungguhnya hari ini raja baru telah datang.. jadi aku perintahkan kalian untuk melihat raja..

Gembala1 &2:
Lihat  raja om?????? (Gembala 1&2 antusias sambil siap2, ambil slayer, kaca mata, kaya orang mau nonton konser)

Gembala3:
Lhooo... kalian ngapain pake begituan???

Gembala1:
kata nya mau liat raja.. (jujurlah pada kuu.. bila kau tak lagi cinta)

Gembala3:
Bukan raja band...!!! Tapi raja orang Yahudi , anak Allah yg lahir untuk menyelamatkan umat manusia.

Gembala1&2:
Owww...

Gabriel:
Lebih baik sekarang kalian berkemas dan bersiap-siap.. saya pamit dulu.

Gabriel:
Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:
Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.
Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.

Gembala1:
Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana.

Gembala2:
Kalo kita perbi semua, yang jagain domba domba kita siapa?

Gembala3:
(Menunjuk ke arah Gabriel memakai kode kode)

Gabriel:
Perasaan saya g enak deh

Gembala123:
Brok titip domba dulu ya.. kita mau lihat raja.
(Gembala123 menyerahkan tongkat gembala kepada Gabriel dan pergi begitu saja meninggalkan Gabriel yg masih bengong)

Gabriel:
Ada gitu malaikat jaga domba???

***

Segmen6
Cast: Maria, Yusuf, 3 majus, gembala
Prop: bayi Yesus, palungan, iphone6 dami, batu bacan, tupperware, 3 bingkisan kecil

Narator:
Maria melahirkan seorang anak laki laki, anaknya yang sulung, dibungkusnya dengan lampin, dibaringkannya di dalam palungan , di sebuah kandang domba,  karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.
Datanglah gembala gembala untuk menyembah bayi mungil itu. Setelah itu datanglah para majus juga untuk memberikan persembahan.

(Maria Yusuf onset. Gembala gembala inframe. Menyembah bayi Yesus kemudian menepi. Majus inframe.)

Navigator GPS:
Anda telah sampai ke tujuan anda. Terimakasih sudah menggunakan layanan dari kami.

Majus1:
Akhirnya kita sampai pada raja yang baru itu

Majus2:
Mari segera menyembahnya.

Majus1:
Salam hai raja kami, ini kupersembahkan kepadamu
Ini batu bacan doko. Harga lg tinggi di rawa bening

Majus2:
Terimalah persembahanku juga. Ini koleksi tupperware yg terbaru

Majus3:
Ini adalah persembahan dariku. Ini iphone 6. Sebelumny mari selfie dulu. (Semua selfie)

(Narator inframe. Jengkel krn majus ngaco)

Narator:
Hey majus, sini. Harusnya kalian bawa emas, kemenyan dan mur. Kenapa jadi batu bacan, tuperware sama iphone6?
Ulangi yang bener.

(Majus123 mengulang persembahan kali ini dengan benar.)

Narator:
Demikian kisah kelahiran Yesus. Mari kita semua ikut lahir bersama Kristus. Lahir dalam semangat hidup dan semangat juang yg baru
Damai di bumi, damai di hati. Shallom.

***

Nanti Juga Paham Sendiri

Kadang kita dipenuhi dengan mimpi. Hidup tanpa mimpi itu basi. Harapan membuat hidup menjadi berwarna. Harapan membuat kita tetap hidup.

Tuhan membawa kita ke dunia full paket. Lengkap dengan segala rencana dan kehendakNya. Tuhan tak salah. Tak pernah. Jika kadang kita meronta, marah, protes terhadap segala keputusan Tuhan, itu hanya berarti kita saja yang kurang sabar. Tuhan memberi hidup sudah sepaket dengan tawa suka ria, serta duka susah nestapa.

Jangan sedih. Seperti seorang guru. Ia membuat ujian sudah komplit juga dengan kunci jawabannya. Tuhan demikian. Dalam duka, dalam permasalahan akan selalu ada jawaban. Solusi yang ditawarkan Tuhan tak serta merta kita dapatkan. Adalah yang dinamakan proses pendewasaan.

Benar kata Tuhan. Apa yang Dia lakukan dlm hidup kita saat ini kita tak akan tahu. Nanti. Pasti ada jawabannya. Yakin saja.

Jika lama, ya wajar. Namanya saja tangan Tuhan sedang merenda. Merenda itu lama. Butuh waktu. Butuh ketekunan. 

Sabar dalam prosesmu. Jalani hidupmu, nikmati petualanganmu.

Tuhan tak tinggal diam. *RI*

Setia Menunggu Pemenang

Sering kita merasa, hidup kok gini amat.

Bukan hidup yang gini amat. Namun kita yg gini amat. sedikit sedikit mengeluh. Ngambek. Mutung. Maunya dikasih yang enak enak. Yang mudah mudah. Giliran susah, ngeluh seperti orang kehabisan oksigen.

Hidup itu keras bagi mereka yg lembek, demikian kata guru saya, Agit Romon. Kamu ngeluh hidup seperti keras sekali untuk dijalani. Padahal bukan itu yg terjadi. Mental yg lembek yang membuat hidup serasa keras dan sulit.

Beginilah hidup. Perjuangkan. Ibu kita mencontohkan dg gamblang, ada perjuangan dalam proses melahirkan kita ke dunia. Susah, sakit, penuh air mata. Tapi lihat, setelah kita lahir, air mata itu berubah mjd ucap syukur. Senyum. Kebahagiaan.

Hidup adalah perjuangan. Siapa yg setia berjuang, itulah yg akan menang.

Tetap berjuang, Tuhan ada setia menunggu pemenang.

Tuhan Tak Tinggal Diam

Kadang kita dipenuhi dengan mimpi. Hidup tanpa mimpi itu basi. Harapan membuat hidup menjadi berwarna. Harapan membuat kita tetap hidup.

Tuhan membawa kita ke dunia full paket. Lengkap dengan segala rencana dan kehendakNya. Tuhan tak salah. Tak pernah. Jika kadang kita meronta, marah, protes terhadap segala keputusan Tuhan, itu hanya berarti kita saja yang kurang sabar. Tuhan memberi hidup sudah sepaket dengan tawa suka ria, serta duka susah nestapa.

Jangan sedih. Seperti seorang guru. Ia membuat ujian sudah komplit juga dengan kunci jawabannya. Tuhan demikian. Dalam duka, dalam permasalahan akan selalu ada jawaban. Solusi yang ditawarkan Tuhan tak serta merta kita dapatkan. Adalah yang dinamakan proses pendewasaan.

Benar kata Tuhan. Apa yang Dia lakukan dlm hidupmkita saat ini kita tak akan tahu. Nanti. Pasti ada jawabannya. Yakin saja.

Sabar dalam prosesmu. Jalani hidupmu, nikmati petualanganmu.

Tuhan tak tinggal diam. *RI*

Jumat, 09 Oktober 2015

Kamis, 08 Oktober 2015

Kagem Bapak...

Mujizat ada. Datang dalam senyap. Tak perlu hingar bingar. Tak perlu koar koar.

Saya takjub akan besarnya kuasa doa.

Bapak sempat divonis sel kanker dalam tubuhnya sudah tak ada lagi setelah kemo yang sekian panjang itu. Desember 2015 adalah 2 tahunnya bapak mengidap kanker. Akhir tahun 2014 bapak diduga sembuh. Tak ada lagi benjolan benjolan di ketiak itu. Bersih. Nyaris sempurna.  Saya doa tak henti henti. Saya novena tiap jam 3 pagi. Demi kesembuhan bapak. Dan iya benar, bapak dinyatakan sembuh (waktu itu).  Hore. Tak ada lagi sakit penyakit. Tak ada lagi kanker. Puji Tuhan.

Tinggal proses sinar.

Doa tak putus. Bapak masih tetap berjuang. Doa masih juga menopang.

Badannya mungkin tlah begitu renta. Iya, siapa sih yang tak menua? Siapa sih yang akan tetap muda? Bapak tak kuat. Bapak ingin bebas dan lepas dari sakit penyakitnya. Saya dan keluarga sama. Ingin bapak segera sembuh.

Ah kanker itu datang lagi. Kanker kelenjar getah bening bapak ngajakin main tak umpet. Kmrn g ada, eh besok pindah tempat. Menyebalkan. Apa apaan ini, kataku. Apa yg salah? Tapi bapak tak banyak tanya. Tak banyak komplain. Sakit seperti dimakan habis olehnya, anaknya tak usah tau. Dia simpan sendiri. Ah, pak 😢

Entah kenapa  kanker itu berpindah ke perut, pencernaannya menjadi kacau. Kanker mendesak seluruh organ pencernaannya. Perutnya membusung. Besar. Jika mengencang, dia akan mengeluh kesakitan. Saya tak tahan. Mulutnya kering. Pecah pecah, sariawan karna efek sinar. Aduh, bapak. Saya tak tega. Sungguh.

Doa tak putus. Bapak masih tetap berjuang. Doa masih juga menopang.

Saya mengimani Tuhan Yesus tabib yang ajaib. Tuhan yang hanya dariNya segala mujizat berpusat. Sumber keselamatan. Sumber kesembuhan.

Ada mujizat pasti. Ada keajaiban. Ada kuasa Tuhan. Begitu terus.

Cara Tuhan beda.

Tuhan memanggil bapak. Mujizat untuk bapak. Bapak disembuhkan selama lamanya, takkan lagi mengalami sakit. Bapak merdeka.

...

3 hari menemani bapak. 3 hari di sampingnya berdoa rosario 2 peristiwa sekaligus. Satu peristiwa rasanya tak cukup. Membacakannya kisah suci di Injil. Menemaninya membuat tanda salib. Saya merawatnya. Paling tidak saya diberi waktu utk total merawatnya. 3 hari saja. Paling tidak sbg anak saya merasa sedikit berarti.

Bapak dan kanker. Mungkin menurut saya dan klg, mujizat selalu berupa kesembuhan, dipulihkan dari sakit. Kehendak Tuhan tak demikian. Mati adalah mujizat. Mungkin.

Saya jadi ingat, di luar sana banyak sekali yang ingin mati tapi belum diizinkan.  Intermezo, ada pelawak mencoba bunuh diri karna keputusasaannya di dunia, minumlah ia karbol. Smp saat ini ia toh tak mati, meski entah bagaimana kabar dg organ dalamnya. Noted buat saya. Jika Tuhan tak mengizinkan hidup kita berakhir, berarti ada sesuatu yg memang belum tuntas dan harus diselesaikan.

Bapak, 17 Agustus 2015 sore, diizinkan untuk pergi. Berarti bapak tlah tuntas, tlah selesai. Tuhan meminta hidupnya. Dan benar sore itu dia kembali. Ah sungguh saya tak ingin mengingat sore itu. Lupa. Lupa. Lupa. Tak bisa 😳

Mati bukan berarti Tuhan tak mengasihi. Sebaliknya, kita yakin itu yg Tuhan maksudkan sebenar-benarnya. Iya dong. Tuhan mana pernah salah. Kita saja yg banyak maunya.

Mati adl hidup kembali. Hidup rohani.

Saat saya minta mujizat bagi kesembuhan bapak, doa saya dikabulkan. Bapak sembuh benar. Bayangkan jika bapak sampai saat ini bertahan, raganya akan kuat berapa lama. Tegakah melihatnya kewalahan itu  lebih lama? Tuhan menyembuhkannya untuk selamanya.

...

Bapak memang tlah tuntas. Tapi kasih kami belum tuntas. Belum begitu banyak yang teraplikasi, belum semuanya terwujud. Masih banyak yang harusnya saya beri saat ia masih hidup. Manusia, salah siapa membuang begitu banyak waktu yang sudah diberi Tuhan. Time's up.

Itulah kenapa ada duka saat kita ditinggal mati. Ada yg pergi, ada yg ditinggal pergi. Life.

Sesal itu mahal.

Bapak, rindu padamu bagai bintang. Tak terbilang.

*RI*

Rabu, 07 Oktober 2015

Membuat Yang Susah Menjadi Indah

Menikah itu tak mudah. Tahun pertama digojlok habis habisan. Baik dari segi finansial maupun habitus perseorangan. Membiasakan diri hidup bersama suami tak mudah. Harus mau mengerti lebih dari dimengerti. Harus sabar lebih dari memanjakan ego. Harus berbesar hati. Tak mudah sama sekali.

Saya terbilang leader, dr SD terbiasa memimpin. Ketua kelas, ketua organisasi, apapun. Saya tak mau dipimpin. Sayalah sang pemimpin. Dalam sebuah bahtera rumah tangga diperlukan seorang nahkoda saja. Dua nahkoda akan membuat kapal limbung tak tahu ikut arahan yang mana.

8 bulan kami menikah.

Duniaku runtuh. Porak poranda.

Banyak pertentangan disana sini. Kerikil kerikil kecil mulai menjadi padas dan karang. Masalah pekerjaan, keluarga besar, finansial, rumah tangga, banyak.

Semakin berselisih, semakin kami tau Tuhan mengasihi keluarga ini. Selalu dimudahkan. Selalu ada jalan. Ada solusi, ada rasa mengerti.

Perlahan, saya belajar melepaskan karakter saya yang terlampau dominan. Susah sekali. Saya kepayahan.

Suami saya demikian. Saya tau dia berusaha berubah. Tapi untuk mengubah segala karakter yang kita bawa sekian lama butuh waktu yang lama juga. Tapi kami berusaha.

Dalam proses berusaha itu, setan tak tinggal diam.

Selalu saja masalah kecil jadi besar.

Lagi lagi saya berdoa. Saya berdoa agar kuasa Tuhan lbh besar dr campur tangan setan. Saya berdoa Tuhanlah sang nahkoda sebenarnya dalam rumah tangga kami.

Finansial kami cukup. Tak pernah kekurangan. Pun juga jarang berkelebihan. Dicukupkan.

Memang demikian mau kami. Agar bisa berkata cukup pada apapun juga. Susah ditengah kondisi yang apa apa semakin mahal, kondisi yg menuntut kami utk tak bisa berkata cukup.

Tuhan menolong. Diulurkan tanganNya pd keluargaku.

Untuk mengembangkan usaha kami, kami dimudahkan mendapat pinjaman modal. Kurang apa sih Tuhan Yesus?☺😊😀😁

Masih sering kami berantem. Tapi kemudian kami rekat kembali. Entah kenapa susah sekali menyelaraskan pikiran dengannya. Kenapa susah sekali mendapat pola pikir, pandangan dan wawasan yang sama.

Kami begitu berbeda. Tapi Tuhan memberikan dia untuk saya jaga. Pun sebaliknya.

Rencana Tuhan tak ada yang salah.

Jika kita berpegang pada rencana Tuhan, apa apa yg susah menjadi indah..

Saya mengasihimu, Joe.. takkan terbagi sampai nanti ada dia yg tercipta dari cinta kita.

Tuhan Yesus memberkati keluarga ini.

Mari tetap berdoa.

*RI*

Rabu, 19 Agustus 2015

Doa dan Doa

Kepergianmu sempurna. Doa doa yg membuatnya sempurna. Doa doa tak berakhir sampai di sini pak. Mungkin di dunia tak terlalu lama aku mengenal dan mengasihimu, namun bapak yg menjadi ujub ujub utama doa doa saya. Dari sakitmu. Sampai pergimu. Lebih besar lagi niatku mengingatmu dlm tiap doaku.

Bapak. Semesta mengantarmu. Kondisi terakhirmu bagus sekali pak. Terlihat segar. Layaknya sedang tidur setelah melahap 14 sendok jus alpukatmu. Angler.

Bapak. Maaf tak terlalu lama kita saling mengasihi. Maaf tentang itu. Tapi tak mungkin kita bisa terus stuck di masa masa yang tak mengenakkan itu. Tetap berjalan. Tetap melangkah. Mau apa juga ayolah. Doa untukmu mengaliri hari hari. Dari hati menyebar ke nadi. Doa doa doa. Bahagialah di sana. Merdekalah dengan mulia. Cinta kami tak pernah pergi. Menetap selamanya di sini.

Apa yang membuat kehidupan begitu berharga? Ialah kematian.

*RI*

Sugeng Sare, Bapak

Belum terlalu kuat untuk menceritakan detail kisahku di akhir masa perjuangan bapak melawan kankernya. Belum. Terlampau sedih. Bapak. Maturnuwun atas kesempatan merawat dan menjagamu di tiga hari terakhirmu. Bapak. Terimakasih atas segala yg kini hanya bisa terucap lewat doa. Bapak. Mungkin di dunia, kita sudah terlambat. Atau mungkin kitanya saja yg melambat. Yang pasti, bapak, terimakasih pak. Tiga hari yg indah.

Rest in peace. Bpk V Wisnugroho. 17 Juli 1954 - 17 Agustus 2015. Pukul 17.

Sugeng sare.

Selasa, 11 Agustus 2015

Kisah Awal Narvastu Kami

Narvastu Sound System. Setahun berjalan. Bisnis baru saya dan suami.

Daripada pasang lebih banyak surutnya. Menjalankan bisnis tak semudah yang kami bayangkan. Modal dapat dari hadiah kami mengikuti acara lomba lomba di televisi. Modal awal untuk membeli sound 1000 watt komplit. September upgrade lagi menjadi 3000 watt. Baru akhir bulan Oktober kemarin upgrade lagi menjadi 7000 watt.

Yang terakhir kami mendapat pinjaman modal. Kalau tak berani hutang, usaha kami lama berkembang.

Saya dan suami bahu membahu dalam bisnis ini. Segalanya kami curahkan. Ya uang ya waktu ya tenaga. Bagaimana caranya agar usaha ini bisa maju, bisa menjadi saluran berkat yang tak hanya untuk kami tapi untuk mereka yang ada di dekat kami. Keluarga, teman, dan lainnya.

Kadang kami stuck. Seperti bulan Juli kemarin. Satupun tak ada orderan masuk. Ulangtahun ke 30 dibuka dengan amat pahit. Kami deleg deleg. Tuhan maunya apa sama kami. Bagaimana mungkin tak ada orderan masuk sedang cicilan kami tak bisa menunggu.

Cincin kawin kami gadai. Cincin yang baru sempat kami pakai selama 5 bulanan. Digadai bersama kalung dan anting hadiah pernikahan dari kakak. Maaf saya gadai dulu. Menangis dan menyesalkan apa yang terjadi tak mengubah keadaan menjadi lebih baik. Harus ada tindakan. Pegadaian.

Masuk bulan September orderan mulai rame, sampai saat ini. Orderan datang dan pergi. Banyak yang mulai tanya tanya. Banyak yang mulai jadi langganan.

Sound kami bisa dipecah menjadi 3 set sekarang. Bisa dikaryakan semuanya.

Belum balik modal hingga sekarang. Tapi kami percaya, semua akan indah pada waktunya.

Doa doa semoga usaha ini tak hanya menjadi berkat bagi kami,  tapi bagi banyak orang di sekitar kami. Kami bekerja untuk melayani Tuhan menyediakan sound bagi siapa saja yg butuh. Kami melayani dg segenap hati.

Job saya sebagai penyanyi? Ah Tuhan pasti siapkan waktu yang tepat bagi saya. Tuhan tau cita cita saya masih sama sejak saat saya kecil dulu. Menjadi penyanyi besar. Jalannya berliku, tapi yakin nanti sampai juga di lingkaran itu. Saya percaya. Saya tak takut.

Narvastu, berkembanglah. Majulah. Tambah laris. Tuhan memberkatimu.

Fight!

*RI*

Bapak

17 Juli kemarin, bapak merayakan ulangtahunnya ke 61. Senang kami bisa merayakannya bersama. Bapak terlihat lebih kurus. Sangat kurus malah. Setelah 18 kali kemo dan 25 kali sinar, entah sel kanker itu tiba tiba berpindah ke daerah perut.

Positive thinking. Bapak pasti sembuh. Bagaimana tidak. Kami mempunyai Tuhan yang hebat. Tuhan yang luar biasa. Keajaiban terjadi dimana mana. Kapan saja.

Bayangkan. Orang buta melihat. Orang tuli mendengar. Orang lumpuh mengangkat tilamnya dan berjalan. Oranv mati dibangkitkan.

Apa lagi?

Bapak saya pun pasti sehat.

Tuhan sedang mengasihinya. Memeluknya erat.

Ini hari ke lima untuk bapak diopname di RS Sardjito. Tubuhnya melemah. Tak ada asupan. Bagaimana mungkin bisa masuk, perutnya dipenuhi oleh cairan entahlah.

Saya tentu saja masih di Jakarta.

Putri macam apa saya.

Kerja seperti tak ada habisnya (dan tak kaya kaya). Jarang pulang Jogja. Kalau bapak dan mama tak ke Jakarta, mungkin kami juga tak bisa ketemu. Terlalu sekali ya saya.

Kali ini saya pulang. Saya pastikan pulang. Saya tak tahan untuk pulang.

Bapak, semangat pak. Kuat. Ada Tuhan Yesus. Ada juga saya, ragilmu.

Tuhan Yesus, saya titip bapak. Sebentar sampai Jumat.

*RI*

Minggu, 28 Juni 2015

Setialah Lebih Lagi

Cinta itu setia. Seharusnya.
Setia tak hanya dalam analogi cukup satu pasangan seumur hidup. Namun juga setia dalam perkara susah dan senang, suka dan luka, untung dan malang. Cinta itu setia. Setia dalam setiap peristiwa.

Setia itu susah. Banyak cerita membuktikannya.

Berjalan 6 bulan pernikahan. Dia luar biasa. Sangat setia. 

Mmm sudah berapa kali aku memujinya di blog ini? ah tak apa, dalam nyata tak akan juga aku memujinya secara terang terangan. Peace ya mas..

Menjadi murid Yesus yg setia jg susah.

Jangan ambil Yudas yg memang memilih utk sesat. Lihatlah Simon Petrus. Yang digadang gadang Tuhan Yesus sbg pemegang kunci estafet kekristenan. Yang dikatakan sang batu karang. Prikitik. Menyangkal guruNya sampai tiga kali sebelum ayam jantan berkokok.

Kamu ingin setia? Bercerminlah pada kisah ini.

Andai saat itu Tuhan Yesus disubya subya, murid muridNya tak akan meninggalkanNya sendiri. Apek, saat saat itu Tuhan Yesus akan  disalib. KepadaNya difitnahkan semua yang jahat. Mereka takut, setelah menganiaya sang guru, kawanan mereka juga ikut dibantai. Ketakutan akan penderitaan membuat diri melemah. Mudah berikrar setia saat kondisi memang memudahkan untuk setia.

Saat sehat, saat kaya, saat lapang, saat saat enak yg memang tak butuh effort untuk setia.

Eh, banyak tuh keluarga kaya raya, selebritis terkenal yg rumahtangganya berantakan gara gara perselingkuhan. Padahal kan udah enak hidupnya. Kaya. Makmur. Sentausa. Kok masih sulit setia? Lain lagi ceritanya kalau gitu. Saat yg mudah kok masih nggak setia? Mungkin itu memang sifat dasarnya saja yang nggragas. Apa apa hajar bleh. Tak tertutup kemungkinan saat susahpun ia akan susah juga untuk setia. Kesetiaan adalah mitos bagi mereka yang doyan selingkuh. Apapun alasan pembenarannya. Cheater stay cheater. Seperti Yudas Iskariot yg memilih untuk sesat.

Kamu ingat falsafah orang Jawa: nek watuk iso ditambani, nek watak digawa tekan mati. Batuk bisa diobati. Watak dibawa sampai mati.

Kesetiaan butuh perjuangan. Yang namanya perjuangan nggak ada yang enak. Penuh dengan pengorbanan. Manisnya tak bisa langsung dicicipi.

Menjadi murid Yesus banyak tantangan. Apalagi di dunia yg semakin hingar bingar ini. Tuhan Yesus menantang kita, masihkah kita mampu berada di garis lurus jalanNya.

Kalaupun melenceng, jangan takut, Tuhan tak tinggal diam. Tuhan menjaga. Bagai dombaNya yang hilang satu, Dia akan mencari domba yang hilang itu sampai ketemu.

Terus apa balasan kita untukNya yang jauh lebih dulu tlah setia?

Satu saja. Setialah lebih lagi.

*RI*

Minggu, 21 Juni 2015

Hello Dangdut



Pencapaian luar biasa dalam bermusik. Runner up Bintang Pantura 2015 yang diadakan oleh Indosiar. Beberapa bulan setelah saya gagal di Bootcamp 2 X Factor Indonesia. Setahun setelah meraih runner up Comedy Academy Indonesia. Dan 2 tahun setelah gagal di 16 besar The Voice Indonesia. Saya tak menyangka. Tuhan memang luar biasa. 


Saya masih ingat benar bagaimana rasanya menelan kegagalan itu. Tak hanya pahit. Sakit. Rasanya tak ingin lagi lagi merasa jatuh di lubang yang sama. Berapa sering saya gagal? Yang terekam di tivi baru sebagian kecil saja. Tak ada setengahnya. 
Saat saya berpikir untuk berhenti, saya dipaksa kembali bangkit. Iya ya, saya kan berjuang bukan untuk diri saya sendiri. Ada band kecil saya, NARVASTU, band yang menemani saya selama merantau di Jakarta. Ada JAWARA, komunitas komedi kecil kami, ada keluarga saya di Jogja, dan ada mereka adik adik di PA Pondok Si Boncel. Jika saya sukses, ada banyak berkat yg bisa tersalurkan. Pasti.
Saya tak boleh menyerah. Biar orang mau berkata sepedih apa, perjuangan harus tetap berlanjut. Gagal bukan akhir. 
Berjuanglah terus nduk sampai kegagalan lelah mengikutimu, demikian kata suami saya sambil puk puk keputusasaan saya tiap sy mengalami kegagalan. 
Iya. Saya tak berjuang demi saya sendiri. Bangkit. Hajar. Bisa kok.


12 tahun bermusik, pencapaian terbesar ada di genre yang tak pernah menjadi fokus saya. Sama sekali. Dangdut. Di saat banyak orang mengunderestimatekan saya --termasuk diri saya sendiri-- ternyata konsep dangdut cross culture yang saya tawarkan berhasil menarik perhatian dan  (semoga) mampu memberi warna baru di musik dangdut tanah air. Semoga ada peluang untuk saya di genre ini. Semoga dunia dangdut lebih bersahabat bagi karier bermusik saya.



Tuhan..
Terimakasih.
Ada namaMu Tuhan yang kupermuliakan di tiap tiap usaha dan perjuangan.

*RI*

Sabtu, 25 April 2015

Ngomong ngomong tentang suami..

Berbicara tentang suami.

2 bulan pernikahan kami berjalan. Betapa aku tambah mengaguminya. Aku membiasakan diri dengan habitus hidupnya. Pun yang tak mengenakkan, aku membiasakan.

Aku berjuang untukmu yang lebih dulu berjuang untukku. Untuk kita.

Suami saya adalah orang yang tak pernah menyerah. Tak sekalipun. Saya belajar itu darinya.

Selama ini sering saya mudah menyerah. Mudah putus asa. Terlampau pesimis. Tapi dia selalu membuat saya bangkit lagi.

Saya berterimakasih kepadaMu Tuhan telah menjodohkan saya dengan laki laki ini.

Saya mengasihinya. Sungguh.

Dear suami, i love you to infinity n beyond.

*pf: Biar saja catatan ini terasa tak penting. Biar saja dia tak membaca ini. Biarkan saja seperti hati saya yang saya biarkan jatuh cinta sedalam dalamnya dengan orang ini. Biar.

*RI*

Sik Asyik

Terlampau lelah untuk mengalami kegagalan lagi. Terlampau capek untuk mencoba dari nol lagi.

Tapi kembali lagi, jika saja dengan mengeluh semua masalah bisa teratasi. Nyatanya toh tidak. Mengeluh itu diadakan utk mereka yg cengeng. Cengeng dan cemen. Berbatas sekat yg tipis. Setipis jiwa juangnya.

Saya yakin saya bukan orang yang cengeng. Saya bukan orang yang cemen. Saya bisa tetap menjadi apa saja yg saya mau walau gagal yang kayak gimana.

Saya ingat sekali pernah membaca sebuah tulisan yg menarik dan menguatkan. Begini:

Jangan iri akan rejeki orang lain, kamu tak pernah tau apa yang sudah mereka korbankan untuk itu.
Pun, jangan sedih akan cobaan yang sedang kau alami. Kau tak kan pernah tau apa yg akan kau dapatkan nanti. -NN-

Ah ya benar. Dunia saya asyik. Segala kegagalan yang telah saya alamilah yang menjadikan hidup saya menjadi asyik.


*RI*

Jumat, 03 April 2015

Aku Bersaksi...

Kadang kita mendengar begitu banyak kesaksian. Kesaksian ttg betapa baiknya Tuhan. Kesaksian atas kuasa penyembuhan. Kesaksian atas topangan pada hidup yang dirasa berat. Dan banyak lagi.

Sebenarnya mengapa kita perlu bersaksi?

Menurut opini awam saya. Begini.

Kebutuhan manusia adalah untuk didengar. Betapa kita merasa lega jika sudah mengungkapkan sesuatu yg mengganjal dalam hati. Curhat istilah remajawinya.

Bagaimana tidak, segala kepahitan yang tersimpan di hati kadang benar benar membuat ngap. Sesak. Harus ada ruang hampa untuk kita sendiri. Maka berceritalah kita kemudian. Sejenak kemudian rasa rasanya jadi plong. Lega.

Lebih lega lagi jika pendengar sungguh merespon curhatan kita. Minimal menyimak. Menyimak berada di level yang lebih tinggi dari mendengar. Mendengar mungkin hanya sepintas saja. Menyimak ya pasti tak hanya sepintas trus berlalu.

Saat bersaksi, dituntut adanya keikhlasan. Ikhlas dalam berbagi cerita. Tak ada yang ditutupi. Jujur. Blaka. Terbuka. Jika tidak demikian untuk apa maju memberi kesaksian.

Berbagi cerita. Berbagi kepahitan. Bertujuan agar kepahitan itu terlepas satu demi satu.

Saat kita membuka diri, ada tangan Tuhan yang masuk dan berkarya.

Di situ Tuhan leluasa bekerja.

Tuhan ada bagi mereka yang membuka hatinya.

Buka hati dan persilahkan Tuhan masuk.

Tuhan hanya mengetuk. Knop pintu hanya terpasang di dalam hati kita. Dia tak bisa membuka pintu kalau kita tak membukanya lebih dahulu.

Bersaksilah sebab Tuhan baik.

Bersaksilah bahwa kita memiliki Tuhan yang ajaib.

Ya dong.

Bayangkan DIA menguatkan bapak mengatasi sinar radio theraphy selama hampir 40 kali.

Bayangkan DIA melembutkan hati suamiku untuk mau melaksanakan pemberkatan pernikahan di Gereja Katolik

Bayangkan tadi jam tiga sore, mendadak suami bersedia beribadat Jumat Agung di Gereja Katolik.

Bayangkan dari segala keterpurukan kami, job job yang melayang pergi, tapi semangat dan jiwa juang masih ada pada pasutri baru ini.

Mujizat ada setiap hari. Sederhana mungkin tapi jangan malas untuk mengakui yang sederhana itu sebagai mujizat.

Aku bersaksi aku mempunyai Tuhan yang baik.

Kamu?



*RI*

Tuhan Yang Indah

Saya mempunyai Tuhan yg indah. Tak dihitungNya dosa saya yg tak terhitung. Selalu saja saya diberi peluang. Tak diberiNya saya kesempatan utk berputus asa. Jikapun hidup saya saat ini sedang carut marut, tak dibiarkanNya hingga berlarut larut. Tuhan membela saya. Tuhan saya indah.

Hari inipun juga indah. Ke Gereja (akhirnya) ditemani oleh suami. Wl nyelampar di teras Gereja karena penuhnya, indahnya Jumat Adi tahun ini terasa tembus smp k hati. Trimakasih suamiku, trimakasih utk kemauanmu.

Saya selalu akan tetap mendoakanmu agar tiap Minggumu mau ke Gereja yang sama denganku. Sayang, sebuah bahtera akan menjadi baik jika mempunyai satu nahkoda.

Jika doaku tak berhasil untukmu, mungkin nanti dengan anak lanangmu, kau tak kan mampu menolaknya.

Tuhan mempunyai rencana. Dan semua itu indah :)




Jumat Adi - 3 April 2015
Di Gereja tmp kami menikah, Cibubur
*RI*

Kamis, 02 April 2015

setuju?

Apa yang membuat hidupmu berat?

Keputusanmu untuk berputus asa.

*RI*

Kamis Putih Tahun Ini

"Apa yg AKU lakukan, engkau tdk mengerti sekarang, tetapi engkau akan memahaminya kelak." (Yoh 13:7)

Saestu Gusti, sy memang tak ngerti.

Hidup itu spt trampolin. Membal. Kau mampu dilambungkannya ke langit langit, tapi tak lama dihempaskannya lagi kau ke bumi.

If you think you know about life, you wrong

Kamis Putih, 2 April 2015
Cibubur
*RI*

Senin, 30 Maret 2015

Terimakasih Kami Selalu Diingatkan

Sudah memasuki pekan suci.


Puji Tuhan. Kami menantikanMu Gusti. Sungguh review tahunan yang luar biasa. Bagaimana tidak, kami diajak mengingat dan merefresh kembali.
Manusia ini manusia yang sok tau. Sok suci. Selalu merasa benar. Sedikit ingat, banyak lupanya. Memalukan.

Kami mendekati mereka yg sedang dalam kesuksesan. Tapi ketika mereka kesusahan, ah tinggalkan. Lupakan. Persis spt ribuan tahun lalu itu..

Ribuan tahun lalu, Engkau datang ke gervang Yerusalem disambut ribuan umat. Dipuja. Dielu elukan. Dengan palma di tangan. Diakui bahwa Engkaulah Mesias terjanji itu.

Tak lama sesudahnya, beberapa di antara mereka menjatuhkanMu. Menibakan segala yang jahat. Mengundi jubahMu. Sampai akhirnya menyalibkanMu.
Oh Tuhan.


Dimana orang orang yang berbondong bondong dg palma di tangan itu? Jumlah mereka banyak. Tak adakah yg membelaMu? Mengapa juga smp di Golgota tersisa sedikit yg setia? Kemana ya mereka semua?

Jika saya di sana waktu itu ada di golongan orang yg mana?

Terimakasih kami selalu diingatkan.






*RI*

Nak Lanang Yang Masih Di Awang Awang

Nak lanang yang masih di awang awang
Halo nak..

Kelak hidup akan mengajarkanmu tetap bersyukur meski kau sedang jatuh dan tersungkur..

Kelak hidup akan mengajarkanmu untuk tetap berdiri tegak walau badai dan topan memaksamu untuk menyerah dan kalah..

Kelak kau tau bahwa sahabat akan membuatmu lebih kuat..

Kelak kau tau bahwa hidup itu keras namun tak lebih keras dari kegigihan dan perjuanganmu..

Kelak kau tau bahwa bagaimanapun keadaanmu, berbuat baik pd semua ciptaan Tuhan adalah tujuan utamamu..

Percayalah nak lanang, kamu adalah pemenang..

Percayalah nak lanang, saat nanti kamu datang, itu sudah sesuai dengan yg Tuhan rancang..

Sebulan dari pernikahan,
Sebelum kamu dijadikan dalam badan, ketahuilah aku akan selalu memanggilmu nak lanang..
Jika kemudian kamu ada sebagai wanita, aku akan tetap bersyukur. Kamu ada karna cinta..

Datanglah nak..

-biyung-

*RI*

Jumat, 27 Februari 2015

Sabar apa salahnya?

Menunggu.

Pekerjaan yang sangat menyebalkan. Janganlah pernah bangga menjadi orang yang ditunggu. Tak enak. Hati grememeng. Jadilah pribadi yang penuh kepastian. Termasuk dalam hal waktu.

Sabar sawetara wektu. Ah siapa yang tahan. Tiap tiap kita mempunyai keperluan.

Catatan dini hari. Berdua dengan suami. Ngegembel di depan Balai Kartika Tjandra. Menunggui rejeki.

Tapi saya sabar menunggu kok.

Mengapa saya harus kesusu dan tidak sabaran ketikadi saat yg sama Tuhan sabar menunggu kita ingat kepadaNya.

Hiii.. Manusia..

Ada ada aja.

Tunggu saja. Sebentar lagi. Sabar apa salahnya?

Rabu Nanti

Bapak halo. Ini putrimu lagi. Rindu, pak. Bagaimana tidak, tak sedikitpun aku tau kabarmu. Sudah makan belum. Kalau sudah, tadi makan apa saja. Kalau belum, maunya makan apa. Sudah minum berapa gelas. Sudah enakan belum badannya.

Bagaiman bapak bisa menjelaskan. Untuk bicara saja terbata bata.

Pak, saya rindu.

Rabu ketemu nggih.

Rabu nanti akan kukisahkan  ada seorang yang lumpuh yg kemudian berdiri serta berjalan. Ribuan tahun silam di kolam Betesda masa Bait Suci ke dua.

Atau peristiwa di Kapernaum. Tepi Danau Galilea. Adalah perempuan yang sakit pendarahan selama 12 tahun. Dua-belas-tahun. Langsung sembuh seketika hanya dengan menyentuh jumbai jubahNya saja.

Atau tentang Lazarus yang terkenal itu. Yang dibangkitkanNya dari kematian.

Semua sama, pak. Semua ingin mengisahkan tentang kasih Tuhan yang memenangkan.

Demikian untukmu. Kasih Tuhan memenangkanmu. Atas segala sakit penyakit. Kelemahan. Penderitaan. Percayalah, bapak sedang dijamah.

Aku percaya.

Sembuh nggih pak.

Rabu nanti kukisahkan kebaikan Tuhan.

*RI*


Melemahkan Ego Sebentar Saja

Tuhan tak membiarkan kita sendiri.

Ada Dia saat saat kita tersungkur.

Bukan Dia yang lupa, melainkan kita yang abai..

Bukan Dia yang hilang, melainkan kita yang tersesat..

Bukan Dia yang pelit, melainkan kita yang tamak..

Mengerti rencana Tuhan. Memahami rancanganNya. Maklum akan segala hal yang Ia perbuat atas kita.

Tuhan baik. Mengapa kita ragu?

Mengapa kita ragu hanya karena sekali dua kali merasa doa kita tak didengar?

Jika doa permohonan belum terjawab apakah berarti kita tak disayang dan diperhatikan Tuhan? Dan apa benar harus permohonan yang itu yang dikabulkan Tuhan? Apakah permohonan itu yang benar benar kita butuhkan?

Ayolah. Tuhan maha tahu. Ia tahu lebih dulu. Tuhan tak diam. Hanya waktuNya saja yang tak sama dengan waktu kita.

Sabarlah, ego. Terpejamlah sebentar. Biar kasih Tuhan yang menghantar.

*RI*

Terlewat Begitu Saja

Saya menangis membaca blog saya sendiri. Bkn karena typonya. Bukan karena kisahnya. Melainkan karena harus ada jenjang waktu yang kosong melompong tak terekam alinea.

Sedih. Kenapa tak bisa kuikat erat komitmen untuk menulis. Jadi apapun kondisinya, terpaksa atau tidak, harus tetap menulis. Satu hari sangat berharga. Bayangkan.. mujizat Tuhan terjadi di setiap harinya. Kok ya masih sempat aku tak menuliskannya? Tega.

Ah manusia ini terlampau malas. Menyebalkan. Harusnya bisa. Tapi karena mengexcusekan diri dg banyak alasan, jadilah banyak peristiwa yang terlewat begitu saja.

Pada waktu, aku minta maaf.

Mari berkomitmen. Mari.

*RI*

Saya hanya harus pulang..

Orangtua mana yang sedang sakit namun jujur pada anaknya seberapa sakit yang sedang ia alami. Termasuk bapakku. Bapak tak pernah bilang ia sakit apa. Entah. Pekewuh tak ingin merepotkan anak anaknya atau bagaimana. Cuma bapak yang tau.

Terakhir yang saya tau bapak mengeluh sakit buat menelan makanan. Bagaimana tidak sakit, selain mulut yang dipenuhi sariawan membandel, tenggorokannya juga sedang tidak kooperatif.

Bapak harus disinar 35 kali setiap hari kecuali Sabtu dan Minggu. Baru dapat 10 kali ia harus membolos satu hari di Jumat karena harus berangkat ke Jakarta. -Ke Jakarta ingin melihat saya menikah. -

Dalam hati saya, jika tjd sesuatu dg bapak, apa bisa saya memaafkan diri saya. Mengingat bapak drop karna harus ke Jakarta.

Saya ingat betul waktu itu saya berkeras kalau bapak tak bisa datang -harus sinar- ya sudah tak apa apa. Masih ada mas  ipar untuk menjadi wali nikah. Saya tau benar diri saya. Jika ada apa apa sama bapak karena saya, saya tak akan bisa memaafkan diri sendiri.

Bapak tetap hadir. Dlm perjalanan Jogja-Jakarta sudah drop. Sampai di Jakarta hanya tiduran. Lemas. Meringkuk. Bibir membengkak karna sariawan. Badan anget.

Duh Gusti. Saya bisa apa.

Malam sebelum pernikahan. Pengantin ini harusnya tidur menjaga kondisi untuk acara pagi sampai sore.
Tapi tidak. Saya berjaga semalaman. Bapak cekrah cekrih dari kamar atas. Kecu bukan idu tapi nanah.saya menangis.

Harusnya hari ini saya bahagia.

Saya tunggu bapak. Bbrp jam saya mengganti air putihnya dengan yang lebih hangat.

Walau ia susah minum tapi tetap ia paksakan. Sekali menelan, air mata tak lagi bisa ia tahan.

Sakit itu bukan miliknya saja. Saya juga ikut merasa.

2 minggu. Besok Rabu saya memaksa pulang. Saya hanya harus pulang. Entah duit lagi devisit. Entah lg mengejar pekerjaan. Saya hanya harus pulang.

Saya ingin memastikan keadaan bapak.

Esok setelah mantenan, bapak ke Jogja via pesawat. Bersama Mas Dani. Adik mama. Saya dan mbakyu menitipkan bapak pada mas Dani. Agar saat tiba di Jogja bisa ada yang ngladeni bapak.

Saya dan mbakyuku terbatas dalam merawat bapak krn hal jarak dan waktu. Bapak tak bisa stay Jakarta karena keruwetan birokrasi medis sbg pengguna BPJS. Ditakutkan harus antri sinar dari nol lagi.
Kami berharap agar sampai di Jogja bapak bisa langsung diopname. Badan itu minim asupan. --juga minim penjaga-- Tapi lagi lagi bapak tak dapat kamar inap. Antri. Luar biasa sakti BPJS itu. Walau demikian kami terbantu krn BPJS meringankan biaya kemo dan sinarnya. (Tp tdk terbantu dg fasilitas inap.)

Ya sudah. Kami pasrah.

Bapak orang yang njarag. Baru kami tau tiap hari dia disinar dia naik motor sendirian. Jl. Kabupaten ke Sarjito. Hati anak mana yang tak sakit. Tak bisa menemani bapaknya saat sakit. Bah.

Sampai saat ini saat di bbm, bapak hanya menjawab bahwa dia baik baik saja. Sakitnya tak seberapa dibanding sakit Tuhan Yesus di kayu salib.

Bapak. Yang saya tau saya hanya harus pulang.

Bapak saya akan sehat kembali. Dia harus berjuang. Dan saya akan selalu berada di sampingnya menemaninya melawan kankernya.

Bapak tidak apa apa.

Mau bagaimana, saya hanya harus pulang


Pf. Tentang ibuku biar saja tak terkisah. Biar kuasa kasih Tuhan yang menyentuh hati ibuku.

Bapak. Untuk bapak, saya pulang.

*RI*







Kamis, 26 Februari 2015

sudah ah...

Jika membaca lagi isi blog ini, saya menjadi sedih.

Sedih karena banyak typo.

Eh tapi manusia mana ada yang sempurna.

Sah ya kalau penulis typo.

Kalau ada kesempatan pasti akan diperbaiki. Tapi tidak janji. Nanti jika lupa, bingung akan pakai alasan apa lagi.

Sudah ah.

*RI*

#JoeKikiRabi


Rizky Inggar feeling thankful with Joe Pasopati
February 16 at 1:25pm


Perkenankan saya dan suami sbg ketua panitia merangkap sekretaris dan bendahara, seksi konsumsi, dokumentasi, merangkap seksi acara, perlengkapan, dan crew dari ‪#‎kikijoerabi‬ mengucapkan terimakasih yg tak terhingga kpd semua yg ikut mendukung lancarnya acara Pawiwahan kami pada hari Sabtu 14 Februari 2015 di Gereja Paroki Maria Bunda Segala Bangsa - Kota Wisata Cibubur..

1. Rm. Benyamin Sudarto (Romo Vikjen Keuskupan Bogor) Maturnuwun sudah begitu sabar menghadapi segala kekurangan kami, dan memberkati pernikahan ini.. Berkah dalem Romo..

2. NARVASTU full band. Ega, Ikke, Mas Carlo, Mas Dinor, Mas Ajay, Mas Himawan, Jek :))
Maturnuwun, dg musik dan persaudaraanmu, pemberkatan nikah kami mjd sakral dan acara syukuran mjd meriah.

3. Rekan JAWARA (Mas Agit sbg pendisain undangan& buku panduan pemberkatan; Mas Puri & Mas Erik sbg MC; Mas Bule&Mas Away sbg palang pintu; dan teman2 JAWARA lainnya yg bersedia menemani kami dr acara blm mulai sampai kukutan).
That what friends are for.. Suwun yo kang..

4. A-ccoustic SoundSystem dari bos kami berdua Bpk. Aryo dan Ko Hendra.

5. Foto prewed kami oleh Reza Radit.
Blm dieditpun hasilnya juara. Profisiat Jekk..

Sekali lagi terimakasih. Acara pawiwahan kami mjd lancar. Maturnuwun kami tdk dibiarkan sendirian dan sll dibantu ini itu. Tuhan yang membalas. Tuhan memberkati.

Ketika kami mengenang hari itu, kami juga sedang mengenang kalian..

Dengan ini, kepanitiaan #KikiJoeRabi saya bubarkan. Dhog!

*RI*

Aku Memanggilmu Suami

Mencoba kembali merasakan hari itu. Berjanji di depan altar, disaksikan para saksi dan keluarga besar serta imam. Dihadiri oleh sahabat dan kerabat. Kurang sempurna apa hari itu.

Suamiku.

Aku terus mencoba menjadi seseorang yang lebih baik lagi. Karena denganmu aku selalu merasa lebih baik.

Mari kita terus bersama sama. Sampai entah kapan Tuhan mau, kita ikut saja. Aku mengasihimu. Sungguh. Tulus. Tak pamrih.

Seingatku, hanya ada dua yang tak pernah menyerah akan aku. Satu, Gusti Yesus. Dua, kamu, suamiku.

Kamu bertahan menghadapi aku yang batu. Kamupun juga batu. Tak apalah batu bertemu batu. Nyatanya kita toh sudah menjadi satu.

Februari 2015.

Aku bahagia. Bulan ini sempurna. Janji di Gereja. Pesta kecil yang penuh tawa. Ah, mas matur nuwun cintamu memyempurnakan semua.

Kau tau kenapa aku memilih merah untuk baju pengantinku. Bukan karena semata aku menyukai merah. Merah karena kita menikah penuh dengan kenekadan. Di tengah gempuran ekonomi yg sulit, kita tetap berdiri dg tegak. Berdua. Berani. Terlampau berani.

Denganmu, aku tak takut lagi.

Impian kita. Menikah dg biaya sendiri. Tanpa meminta bantuan keluarga. Segalanya kita urus sendiri. Keluarga datang, memberi restu, makan dan pulang.

Cita cita. Menikah saat telah mempunyai rumah, kendaraan dan usaha sendiri.

Semua sudah terwujud.

Merah. Berani. Eksekusi.

Aku mencintaimu senekad itu.

Matur nuwun Gusti, semua berjalan sempurna. Indah. Semua luar biasa.

Februari. Aku terus akan mengingat bulan ini karna di bulan ini aku boleh memanggilmu, 'suami'.


*RI*












Es Krim

Siapa yang tak suka makan es krim? Saya salah satu yang menggilainya. 

Es krim. 

Seperti lilin. Lilin meleleh untuk memberi kita terang. Es krimpun demikian. Es krim meleleh untuk memberikan kita kesegaran. Es krim dan lilin sama sama berjasa walau dia kehilangan rupa.

Sedangkan aku. 

Disakiti sedikit saja. Seakan akan adalah yang paling sakit di seluruh jagad raya. Terlampau lebay. 

Es krim dan lilin tak mengeluh. Bukan karena mereka tak bisa bicara, namun memang Tuhan menugaskan mereka untuk demikian. 

Aku yang tak seberapa selalu menangis tak berdaya seolah olah di dunia ini hanya aku yang paling gagal.

Cobaan seharusnya menguatkan. Walau meleleh, melelehlah dengan anggun. Melelehlah dengan elegan. Kau dicoba untuk dinaikkan kelasnya. Untuk apa takut? Hidupmu terlampau manis untukmu cemberut dan berdiang dalam keputusaaaan.

Jadilah es krim. Lembut, siap untuk meleleh. Meski ia lesap ditelan kedahagaan dan kehausanmu namun tetap ia meninggalkan jejak rasa sejuk yang menenangkan dari panas dan gerah.

*RI*


Ayolah. Jika kamu suka es krim, setidak tidaknya berlakulah sama seperti es krim.

untuk jiwa jiwa yang patah

Matius 6:25-29 & 31-34 :

"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?

Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga.
Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?

Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?

Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal..

namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.

Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan?Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?

Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.

Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
***


Jadi, kamu khawatir apa lagi? Tak cukup baikkah Tuhan buatmu?

*RI*

sembuh dong Pak..

Bapak


Tuhan Yesus adalah tabib yang ajaib. Percayalah, pak.

Saat melihatmu tidur lemas kekurangan asupan makanan, aku ingin sekali bercerita betapa saktinya Tuhan kita. Tuhan Yesus. Tuhan yang baru kau kenal saat aku kelas 4 SD.

Tuhan yang baru kau kenal namun kasihNya kau rasakan. IA yg membuatmu kembali pada kami. Pada keluargamu. Pada aku dan mabkyuku.

Tuhan yang ini juga yang menjatuhkan nikmat sakit padamu dan sebentar lagi akan menyembuhkan dan mengangkat penyakit itu.

Pak, bersabarlah.

Mujizat ada. Sembari menunggu mujizatNya, mari kita percaya.

Percaya mujizat ada jauh jauh sebelum mujizat itu turun atas kita.

Pak, lesu dan lemahmu membuatku tak tega. Sangat tak tega.

Aku mengingatmu kali ini dg kasih. Bukan dg benci atau dendam.

Sudah. Masa lalu itu telah berakhir. Sudah. Bapakku yang dulu itu telah berganti rupa dg bapakku yang ini. Bapak yang membutuhkan aku. Anak ragilnya.

Pak, anakmu masih membutuhkanmu. Membutuhkanmu untuk bisa kurawat dan kukasihi di sepanjang sisa hidup ini.

Aku tak peduli betapa marahnya aku dulu. Aku tlah lupa betapa benci dan dendamnya. Aku tak peduli karna aku mengasihimu.

Tuhan Yesus mengajarkanku untuk lebih mencintaimu. Lebih mau memperhatikan dan merawatmu.

Hatiku tak menawar rasa kasih ini. Karna memang sungguh sungguh tak ada lg rasa benci. Sungguh sudah hilang. Tak bersisa. Tak berjejak.

Tuhan mencintaimu, pak. Sangat.

DIA membuat kami menyayangimu. DIA mengetuk pintu hati kami.

Puji Tuhan, hati ini terketuk lama sebelum sakit menggerogoti raga bapak.

Pak, sehat dong.

Nanti aku dongengin ttg kisah Yesus yg membuat org buta melihat, org tuli mendengar, mentahirkan org kusta, membuat yg lumpu mengangkat tilamnya dan berjalan. Dan lainnya. Banyak, pak.

Sembuh dong pak.

Mari kita bernyanyi tentang kasih. Memuji Tuhan. Menerima hosti. Menemani mancing cucumu. Berkicau ttg banyak hal.

Ayolah, pak. Sembuh dong.

Aku janji akulah yg akan mengembalikan waktu yg dulu sama sama pernah kita sia siakan. Aku janji tak lagi ada kisah buruk ttg kita. Aku janji, kamu adalah yg aku hormati dari lahirku sampai mati.

Nggih pak, sembuh ya..

*RI*

seandainya saya

Seandainya saya lebih rajin untuk menulis. Pasti lbh banyak kisah yang dapat aku wariskan untuk anak cucuku nanti.

Warisan kisah.

Luar biasa membayangkan mereka membaca blog ini.

Seandainya bisa lebih rajin. Tak akan sebanyak ini kisah yg terbuang..

*RI*

akhir bulan dua

Perjalanan dimulai lagi.


Saya pribadi sepertinya sudah sangat berpasrah. Sudah sangat semeleh. Habis mau apa lagi, mau menginjak kepala tiga. Sudah harus lebih nrimo tentunya.

Tetapi mereka di lingkaran saya selalu menawarkan api semangat yang kayaknya tak terpadamkan. Selalu saja saya merasakan semangat yang tak terkendali. Semangay yang menggebu dan seperti tidak bisa diakhiri.

2 tahun yang lalu mengikuti ajang The Voice Indonesia. 16 besar. Hitunglah ini kegagalan. Setahun lalu ikut Comedy Academy. Walau juara dua namun belum bisa banyak merubah jalan hidup saya. Ehm. Katakanlah saya tak banyak berubah. Masih tetap sama. Ngamen. Tapi tak sekalipun saya menyesal.

Saya bukan wanita kebanyakan. Dimudahkan karena paras cantik atau bodi seksi, tinggi jenjang kulit putih mulus. Utk mendapatkan mimpi saya harus bekerja keras. Tiga kali lipat dari yang dilakukan wanita cantik.

Mimpi terus bergulir. Saya tak akan pernah menyerah. Sampai Tuhan sendiri yang mengatakan "Kiki, cukup". Aku tak akan menyerah. Aku tak akan berhenti.

Mimpi kita adalah kepunyaan kita. Hanya kita yang mampu mewujudkan menjadi nyata.

Seminggu lagi judging talent show lainnya. Kembali menyanyi.

Aku tak tau apa mau Tuhan. Aku mengikuti apa yang menjadi rancanganNya. Sesulit apapun, pasti bisa terlampaui. Seperti kita tau, Dia mengenal kita. Pun kemampuan kita. Dari yang tak mampu, kita dibuatNya mampu.

Saya percaya.

Saya akan berjuang. Apa saja hasilnya. Tuhan pasti buka jalan.


Akhir bulan dua.
*RI*

Selasa, 10 Februari 2015

H Min Tiga. Lha siapa saya?

Awalnya saya kira saya bisa menulis H min demi H min. Ternyata tidak. Repot yang luar biasa. Pusing dan deg degan yang tiada terbayang sebelumnya.

Sesederhana apapun sebuah perayaan pernikahan itu rupanya tetap bikin puyeng ya. Maklum, sekali seumur hidup. Harus memorable. Harus sesuai yang diimpikan.

Namun jika kemudian kenyataan berkata, -tidak, yang terjadi bukan rancanganmu-, mau bilang apa lagi ya? Berontakpun tidak akan mengubah keadaan. Apalagi menangis mengeluh dan bahkan merutuk keadaan. Hanya bikin capek, dan semakin capek.

Ikutilah hidup membawamu kemana. Jika benar kita sudah mengusahakan yang terbaik namun hidup tidak sepakat dengan yang kamu impikan, tetap ikutilah, tunduklah pada yang punya hidup. Hidup adalah tentang berjuang. Jika tak memungkinkan, berserahlah. Sejenak ikut arus, namun jangan biarkan sampai kentir sehingga hilang tujuan. Pasti ada celah untuk keluar dari kondisi yang tak kita inginkan kok. Sabar. Telaten. berserah.

Susah. Tapi bukan hal yang tak mungkin buat dijalani, kan?

Tuhan tak menyerah mendampingi kita. Kok bisa bisanya kita nyerah sama jalan dan rancangan Tuhan? Lha siapa kita?

Pasti ada waktunya. jika bukan sekarang, pasti sebentar lagi.

--Sekali lagi, ini catatan untukku. Bukan ingin menggurui teman teman semua, ini untuk diri sendiri. Untuk seseorang yang kenapa bisa menjadi sangat kuat dan sangat lemah di saat yang  bersamaan?--


*RI*

Februari

Indah. Karena sebagian besar mimpi kami berdua akan digenapi di bulan ini. Februari. Bukti penyertaan Tuhan pada hubungan kita selama hampir 4 tahun ini. Ah. Entah bahagianya seperti apa. Tak lagi aku bisa menggambarkannya. Terlalu kompleks. Terlalu indah.

Tuhan mengasihi kami. Itu yang jelas. Kami dibantuNya habis habisan. Bahkan ketika kami pikir tak lagi bisa berdiri tegap, DIA toh ternyata ada di belakang kami untuk menopang dan menyangga. Saat kami kira kami sedang terjatuh dan njlungup, teryata toh DIA tak kemana-mana.

Kasih Tuhan nyata. Kami percaya.

KarenaNya kami masih bisa tertawa. Sampai saat ini kami masih bisa berjalan beriringanpun, rasa rasanya seperti mujizat.

Ah, sungguhlah Tuhan maha luar biasa.

Saat kami merasa kami sendiri, sebenarnya kamilah yang sedang menjauh.

Tuhan Yesus, terimakasih ya..

*RI*

BUKU PANDUAN IBADAT SABDA SAKRAMEN PERNIKAHAN JOE & KIKI

Shallom. 

Untuk teman teman yang sedang mempersiapkan buku panduan ibadat sabda sakramen pernikahannya, ini saya share buku panduan milik saya dan Joe. Mungkin berguna sebagai pertimbangan referensi atau lainnya. 

--Buku ini dipergunakan besok Sabtu tanggal 14 februari 2015 di Gereja Maria Bunda Segala Bangsa Kota Wisata Cibubur. Ibadat sabda dipersembahkan oleh Rm. Benyamin Sudarto. Akan dilaksanakan pukul 11 siang. --

Semoga berguna. Tuhan Yesus memberkati.

***

RITUS PEMBUKA
(Mempelai beserta kedua orangtua / wali, dan rombongan berada di depan pintu gereja. Imam dan Putera Altar menyambut rombongan mempelai di depan gereja. Imam kemudian memerciki kedua mempelai dan rombongan sambil berkata)

Imam     :  Semoga Allah memberi rahmat dan berkat, agar saudara-saudari menghadap kepada-Nya dengan hati yang suci.

Permohonan Keluarga
Imam     : Selamat datang, saudara-saudari yang dikasihi Tuhan. Kita berhimpun disini untuk mengawali perayaan perkawinan Agustinus Leo Joharisman Sabirin dan Vincentia Riski Inggar Lukitowati. Gereja menyambut saudara-saudari dan ikut bergembira dalam perayaan kasih ini.   
Wakil Orangtua:Romo Benyamin Sudarto yang terhormat, seluruh keluarga Maria Sumarjiah dan keluarga Vincentius Wisnugroho hendak mengantar Agustinus Leo Joharisman Sabirin dan Vincentia Riski Inggar Lukitowati memasuki hidup perkawinan. Kami mohon agar perkawinan mereka dikukuhkan dan diberkati sesuai ajaran dan tata perayaan Gereja Katolik.
Imam     : Bapak ibu yang berbahagia, marilah sekarang kita masuk ke rumah Tuhan dan menyerahkan seluruh harapan serta doa-doa kita kepadaNya. Semoga kita boleh mengalami kasih setia Tuhan yang menghidupi dan menguduskan kita, umat-Nya.

Perarakan Masuk
(Urutan perarakan: Putera altar, Imam, kedua mempelai, orang tua dan rombongan berarak menuju depan altar kemudian menuju tempat masing-masing yang telah disediakan. Mempelai laki-laki duduk di sebelah kiri mempelai perempuan. Perarakan diiringi lagu pembuka)

I Believe In You (Je Crois En Toi)

Lonely / The path you have chosen / A restless road / No turning back
One day you / Will find your light again / Don't you know / Don't let go / Be strong

Follow you heart / Let you love lead through the darkness / Back to a place you once knew
I believe, I believe, I believe In you

Follow your dreams / Be yourself, an angel of kindness / There's nothing that you can not do / I believe, I believe, I believe in you.

Tout seul / Tu t'en iras tout seul / Coeur ouvert / A L'univers
Poursuis ta quete / Sans regarder derriere
 N'attends pas / Que le jour / Se leve

Suis ton etoile / Va jusqu'ou ton reve t'emporte
 Un jour tu le toucheras
Si tu crois si tu crois si tu crois / En toi / Suis la lumiere
N'eteins pas la flamme que tu portes / Au fonds de toi souviens-toi
Que je crois que je crois que je crois / Que je crois
En toi

Someday I'll find you / Someday you'll find me too
And when I hold you close / I'll know that is true

Follow your heart / Let you love lead through the darkness
 Back to a place you once knew
I believe, I believe, I believe in you
Follow your dreams / Be yourself, an angel of kindness
 There's nothing that you can not do
I believe, I believe, I believe in you.

TANDA SALIB DAN SALAM
Umat berdiri
Imam     :  Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
Umat      :  Amin.
Imam     : Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus bersamamu.
Umat      :  Dan bersama rohmu.
Imam     : Saudara-saudari sekalian, hari ini kedua mempelai datang ke sini dengan permohonan agar cinta kasih mereka dikuduskan oleh Tuhan di hadapan Saudara-saudari. Pengudusan cinta kasih ini bagi kedua mempelai merupakan sakramen, yaitu tanda kehadiran Tuhan di tengah keluarga yang akan mereka bangun bersama. Ini berarti pula bahwa Tuhan berkenan mendampingi keluarga mereka siang dan malam, sepanjang hidup mereka. Allah telah menguduskan ikatan suami istri dan mengangkat perjanjian nikah menjadi lambang persatuan Kristus dan Gereja. Maka marilah kita mempersiapkan  diri agar layak merayakan misteri perkawinan yang suci dan agung ini.
Saudara-saudari yang tidak beragama Katolik, kami ucapkan terimakasih atas kehadiran anda dalam perayaan ini. Perkawinan ini akan dilaksanakan menurut tata cara Gereja Katolik. Kami juga memohon dukungan doa anda selama perayaan suci ini.

DOA PEMBUKA
Imam     :  Marilah kita berdoa. (Hening). Ya Tuhan, dengarkanlah doa kami dan curahkanlah rahmat-Mu atas hamba-hambaMu ini, Agustinus Leo Joharisman Sabirin  dan  Vincentia Riski Inggar Lukitowati. Semoga mereka yang dipersatukan di depan altar-Mu diteguhkan untuk tetap saling mengasihi. Dengan perantaraan putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa.
Umat      :   Amin.

LITURGI SABDA
Umat duduk
BACAAN PERTAMA
Lektor    :  Bacaan diambil dari Kitab Kejadian
               (Kej 2: 18. 21-24)
Tuhan Allah berfirman, “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia”.
Lalu Tuhan Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
Dan dari rusuk yang diambil Tuhan Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan. Lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
               Lalu berkatalah manusia itu: “ Inilah dia tulang dari tulangku dan          daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan sebab ia diambil dari laki laki.”
               Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayah ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
Demikianlah sabda Tuhan.
Umat       :  Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Reff. : Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan.
1)   Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan
Yang hidup menurut jalan yang ditunjukan-Nya
Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu
Berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu. Reff.
2)   Istrimu akan menjadi laksana pohon anggur subur
Yang ada di dalam rumahmu
Anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun
Di sekeliling mejamu. Reff.
3)   Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan
Orang laki-laki yang takwa hidupnya
Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion
Boleh melihat kebahgiaan Yerusalem seumur hidupmu. Reff.

Bacaan Kedua
Lektor    :  Bacaan diambil dari surat pertama Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus
               (1 Kor 13: 4-10)
           Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan, nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.
      Demikianlah sabda Tuhan.
Umat       :Syukur kepada Allah

BAIT PENGANTAR INJIL
Umat berdiri
Alleluya.
Semoga damai Kristus melimpahi hatimu.
Semoga sabda Kristus berakar dalam dirimu.

BACAAN INJIL
Umat berdiri
Imam     :  Tuhan bersamamu.
Umat      Dan bersama rohmu.
Imam     :  Inilah Injil  Yesus Kristus menurut Matius.
Umat      :  Dimuliakanlah Tuhan.
Imam     :  (Mat. 19: 3-6)
Maka datanglah orang-orang Farisi kepada-Nya untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: “Apakah diperbolehkan orang menceraikan istrinya dengan alasan apa saja?”
Jawab Yesus: “Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan?
Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga kedianya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”
Imam     : Demikianlah Injil Tuhan.
Umat      : Terpujilah Kristus.

HOMILI
Umat duduk





RITUS PERKAWINAN

MOHON  RESTU
Imam     :  Agustinus Leo Joharisman Sabirin dan Vincentia Riski Inggar Lukitowati, sebelum perayaan perkawinan Gereja kita laksanakan, kami persilahkan kalian terlebih dahulu menghadap kedua orangtua dan wali untuk memohon restu bagi perjalanan hidup yang hendak kalian awali.
(Kedua mempelai menghadap orangtua dan wali untuk memohon restu. Diiringi dengan lagu berikut).

THE PRAYER
I pray you'll be our eyes / And watch us where we go
And help us to be wise / In times when we don't know
Let this be our prayer / when we lose our way
Lead us to a place / Guide us with your grace
To a place where we'll be safe

La luce che tu dai (I pray we'll find your light)
Nel cuore restera (And hold it in our hearts)
A ricordarci che (When stars go out each night)
L'eterna stella sei
Nella mia preghiera (Let this be our prayer)
Quanta fede c'è (When shadows fill our day)
Lead us to a place / Guide us with your grace
Give us faith so we'll be safe

Sognamo un mondo senza piu violenza / Un mondo di giustizia e di speranza / Ognuno dia la mano al suo vicino / Simbolo di pace e di fraternita

La forza che ci da (We ask that life be kind)
e il desiderio che (And watch us from above)
Ognuno trovi amore (We hope each soul will find)
Intorno e dentro a se (Another soul to love)
Let this be our prayer / Let this be our prayer
Just like every child / Just like every child
Needs to find a place / Guide us with your grace
Give us faith so we'll be safe
E la fede che / Hai acceso in noi
Sento che ci salvera

PENGANTAR
(Kedua mempelai berdiri dan didampingi oleh dua saksi perkawinan yang berdiri di sebelah kanan dan kiri kedua mempelai. Kemudian Imam berdiri di hadapan mempelai dan menyampaikan pengantar).

Imam     :  Mempelai yang berbahagia, kalian datang di tempat ini untuk menerima berkat Tuhan, karena kalian berniat untuk saling mengikat diri dalam hidup perkawinan. Para pelayan Gereja dan saudara-saudara seiman juga hadir di sini untuk menyaksikan peristiwa penuh rahmat ini. Kristus memberikan berkat melimpah bagi cinta kalian sebagai suami istri. Ia telah menguduskan kalian dalam pembabtisan dan kini Ia memperkaya serta memperkuat kalian dengan Sakramen Perkawinan. Semoga kalian saling mempercayai dan melaksanakan kewajiban-kewajiban hidup perkawinan. Kini saya minta kalian menyatakan niat itu di hadapan Gereja.

PERNYATAAN MEMPELAI
Imam     :  Agustinus Leo Joharisman Sabirin dan Vincentia Riski Inggar Lukitowati, sungguhkah kalian dengan hati bebas dan tulus ikhlas hendak meresmikan perkawinan ini?
Joe&Kiki : Ya, sungguh.
Imam     : Selama menjalani perkawinan nanti, bersediakah kalian untuk saling mengasihi dan saling menghormati sepanjang hidup?
Joe&KikiYa, saya bersedia.
Imam     : Bersediakah kalian dengan penuh kasih sayang menerima anak-anak yang dianugerahkan Allah kepada kalian, dan mendidik mereka sesuai dengan hukum Kristus dan Gereja-Nya?
Joe&Kiki Ya, saya bersedia.

JANJI PERKAWINAN
Imam     :  Untuk mengikrarkan perkawinan kudus ini, silahkan kalian saling berjabat tangan kanan dan menyatakan kesepakatan kalian di hadapan Allah dan Gereja-Nya.

(Kedua mempelai saling berhadapan, berjabat tangan, dan bergantian mengucapkan janji masing-masing, dimulai oleh mempelai laki-laki).

Joe          : Saya, Agustinus Leo Joharisman Sabirin, memilihmu, Vincentia Riski Inggar Lukitowati, menjadi istri saya. Saya berjanji untuk setia mengabdikan diri kepadamu dalam untung dan malang, di waktu sehat dan sakit. Saya mau mengasihi dan menghormatimu sepanjang hidup saya.
Kiki         Saya, Vincentia Riski Inggar Lukitowati, memilihmu, Agustinus Leo Joharisman Sabirin, menjadi suami saya. Saya berjanji untuk setia mengabdikan diri kepadamu dalam untung dan malang, di waktu sehat dan sakit. Saya mau mengasihi dan menghormatimu sepanjang hidup saya.

PENERIMAAN KESEPAKATAN PERKAWINAN
Imam     : Atas nama Gereja Allah, di hadapan para saksi dan umat Allah yang hadir di sini, saya menegaskan bahwa perkawinan yang telah diresmikan ini adalah perkawinan Katolik yang sah. Semoga Tuhan memperteguh janji yang kalian nyatakan di hadapan Gereja dan berkenan melimpahkan berkatNya kepada kalian berdua. Yang telah dipersatukan Allah, janganlah diceraikan manusia.
Umat      Amin.
Imam     Marilah memuji Tuhan.
Umat       : Syukur kepada Allah.




BERKAT UNTUK MEMPELAI
Umat berdiri dan mempelai berlutut
(Imam berdiri di hadapan kedua mempelai yang berlutut atau di depan altar, sambil mengatupkan tangan, Imam mengajak umat untuk hening sejenak).

Imam     :  Saudara-saudari terkasih, marilah kita berdoa memohon berkat Allah untuk kedua mempelai. 
                   --- Hening sejenak ---
Imam     :  Bapa yang kudus, Pencipta alam semesta, Engkau menciptakan laki-laki dan perempuan menurut citra-Mu dan Engkau berkenan melimpahi mereka dengan berkat-Mu. Dengan rendah hati kami berdoa bagi hamba-hamba-Mu ini, yang hari ini dipersatukan oleh ikatan perkawinan yang kudus.
               Ya Tuhan,semoga berkat-Mu turun atas Vincentia Riski Inggar Lukitowati, mempelai perempuan ini, serta atas teman hidupnya, Agustinus leo Joharisman Sabirin.
      Semoga kekuatan Roh Kudus-Mu turun dan mengobarkan hati mereka, agar mereka mengambil manfaat dari anugerah perkawinan untuk diri mereka dan memperkaya Gereja-Mu serta menyemarakkan keluarga mereka dengan anak-anak. Ya Tuhan, semoga dalam suka mereka memuji Dikau, dalam duka mereka mencari Engkau. Semoga dalam jerih payah, mereka merasakan sukacita karena Engkau berkenan menyertai hidup mereka. Semoga dalam kesukaran hidup, mereka merasakan kehadiran-Mu yang menenteramkan. Semoga di tengah umat-Mu, mereka berdoa memuji Dikau dan menjadi saksi-Mu di dunia. Semoga mereka mencapai usia lanjut yang sejahtera dalam lingkaran sahabat dan kenalan, dan akhirnya bersama-sama masuk dalamn Kerajaan Surgawi. Dengan perantaraan Kristus, Tuhan kami
Umat      : Amin.

PEMBERKATAN DAN PEMAKAIAN CINCIN
(Imam memerciki kedua cincin dengan air suci.)
Imam     : Ya Tuhan, berkatilah (†) kedua cincin ini. Semoga kedua mempelai yang mengenakannya tetap bersatu dalam kesetiaan; tinggal dalam damai menurut kehendak-Mu; saling mengasihi dan menghormati. Semoga mereka selalu hidup dalam cinta kasih satu sama lain. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
(Imam menyerahkan cincin kepada mempelai laki-laki untuk dikenakan pada jari manis tangan kanan mempelai perempuan).

Imam     : Agustinus Leo Joharisman Sabirin, kenakanlanh cincin ini pada jari istrimu sebagai lambang cinta dan kesetiaan.
Joe          : Vincentia Riski Inggar Lukitowati terimalah cincin ini, tanda cintaku dan kesetiaanku.

(Imam menyerahkan cincin kepada mempelai perempuan untuk dikenakan pada jari manis tangan kanan mempelai laki-laki).

Imam     : Vincentia Riski Inggar Lukitowati, kenakanlah cincin ini pada jari suamimu sebagai lambang cinta dan kesetiaan.
Kiki         : Agustinus Leo Joharisman Sabirin, terimalah cincin ini, tanda cintaku dan kesetiaanku kepadamu. Dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus.

PENYERAHAN KITAB SUCI, SALIB DAN ROSARIO
(Imam memberkati Kitab Suci, salib dan rosario, memercikinya dengan air suci untuk kemudian diserahkan kepada kedua mempelai).

Imam     : Ya Allah, berkatilah Kitab Suci ini (†), agar dapat dipergunakan oleh keluarga baru ini sebagai sumber pengharapan dan penghiburan serta kekuatan yang mampu membangkitkan semangat cinta kasih sejati.
               Berkatilah salib ini (), agar menjadi tanda kehadiran-Mu di tengah keluarga ini dan memberikan dorongan untuk selalu siap berkorban demi kebahagiaan pasangannya.
Berkatilah pula Rosario ini (), agar menjadi tanda perlindungan Bunda Maria bagi keluarga baru ini.
Umat      : Amin
Imam     : Sebagai wakil orangtua anda berdua, saya menyerahkan Kitab Suci, salib dan rosario ini sebagai bekal perjalanan hidup perkawinan. Baik dalam suka maupun duka. Pergunakanlah semua ini dengan semestinya. Tuhan akan selalu mendampingi langkah kalian. Doa kamipun menyertai kalian.
Joe&Kiki : Terima kasih

DOA UMAT
Umat berdiri
Imam     :  Saudara-saudari terkasih, Tuhan telah berkenan menyempurnakan dan menguduskan cinta  Agustinus Leo Joharisman Sabirin  dan Vincentia Riski Inggar Lukitowati, maka sambil mengenangkan anugerah kebaikan dan cinta istimewa yang telah mereka terima, marilah kita menyerahkan mereka kepada Tuhan melalui doa-doa ini.
Lektor    : Semoga Agustinus Leo Joharisman Sabirin dan  Vincentia Riski Inggar Lukitowati yang baru saja dipersatukan dalam perkawinan suci, selalu dikaruniai kesehatan jiwa dan raga. Marilah kita mohon.
Umat      : Ya Tuhan, dengarkanlah doa kami.
Lektor    : Semoga Tuhan, yang memberkati perkawinan di Kana, Galilea, melalui kehadiran-Nya, senantiasa juga memberkati pasangan ini agar selalu setia pada janji perkawinan mereka. Marilah kita mohon.
Umat      : Ya Tuhan, dengarkanlah doa kami.
Lektor    : Semoga cinta mereka akan berbuah dan menjadi sempurna. Semoga mereka dapat saling mendukung dalam damai dan saling membantu, serta, sebagai orang Kristiani, mereka menjadi saksi Injil. Marilah kita mohon.
Umat      : Ya Tuhan, dengarkanlah doa kami.
Lektor    : Semoga umat Allah tumbuh dari hari ke hari dalam keutamaan dan semoga semua orang yang berbeban berat mendapat kekuatan dalam rahmat suci Allah. Marilah kita mohon.
Umat      Ya Tuhan, dengarkanlah doa kami.
Lektor    : Semoga rahmat Sakramen Perkawinan dari semua pasangan suami-istri yang hadir di sini diperbaharui oleh Roh Kudus. Marilah kita mohon.
Umat      : Ya Tuhan, dengarkanlah doa kami.
Imam     : Ya Tuhan, utuslah Roh Cinta-Mu atas pasangan ini, agar mereka menjadi sehati dan sejiwa. Jangan biarkan sesuatu mengganggu kebahagiaan mereka, karena Engkaulah yang telah memberkati mereka. Jangan biarkan pula mereka terpisah, karena Engkaulah yang telah mempersatukan mereka. Dengan perantaraan kristus, Tuhan kami.
              Umat      Amin.

BAPA KAMI (didoakan)
Imam     : Atas petunjuk penyelamat kita ... ...

PENGUMUMAN
Umat duduk
(Ucapan terima kasih dari wakil keluarga)                                      
RITUS PENUTUP

BERKAT MERIAH
Umat berdiri
Imam     : Saudara-saudari, marilah kita mengakhiri perayaan ini dengan memohon berkat Tuhan.
--- Hening sejenak ---
Imam     :  Semoga Allah Bapa yang kekal memelihara kalian dalam cinta kasih dan kerukunan supaya damai Kristus senantiasa tinggal dalam diri dan dalam rumah kalian.
Umat      : Amin
Imam     : Semoga kalian diberkati dengan keturunan, memperoleh penghiburan dari para sahabat dan kenalan, dan hidup dalam damai sejati dengan semua orang.
Umat      : Amin
Imam     : Semoga kalian menjadi saksi kasih Allah dalam dunia, dan berhati dermawan bagi mereka yang menderita dan berkekurangan, agar kelak mereka menyambut kalian dengan penuh terima kasih ke dalam kediaman Allah yang kekal.
Umat      Amin
Imam     Dan semoga Saudara sekalian yang hadir di sini diberkati oleh Allah yang mahakuasa: () Bapa  dan Putra dan Roh Kudus.
Umat      Amin.

PENGUTUSAN
Imam     : Saudara-saudari terkasih, dengan ini perayaan ibadat sabda perkawinan antara Agustinus Leo Joharisman Sabirin dan Vincentia Riski Inggar Lukitowati sudah selesai.
Umat      : Syukur kepada Allah
Imam     : Marilah pergi dan memberi kesaksian tentang kebaikan Tuhan.
Umat      : Amin

DOA KEPADA KELUARGA KUDUS NAZARET
(Kedua mempelai menuju patung Maria, mempersembahkan bunga, berlutut dan berdoa bersama didampingi Romo dan Orangtua. Diiringi instrumen).

Joe&KikiSanto Yusuf dan Santa Maria, engkaulah pasangan hidup yang setia dan saling mengasihi. Karena keberanian dan kerelaanmu telah lahir ke dunia ini, putera-Mu, Tuhan kami Yesus kristus. Bersama Yesus itulah, keluargamu kekal dan menjadi teladan hidup rumah tangga kami. Ya Yesus, Maria dan Yusuf, dampingilah selalu kami berdua yang baru saja meneguhkan cinta kami dalam hidup perkawinan. Sinarilah kami dengan teladan keluarga kudus-Mu dan bimbinglah kami ke jalan damai sejahtera. Semoga Allah Bapa menjadikan kami keluargayang suci. Terpujilah Engkau, ya Yesus , cahaya mulia dari Allah Bapa. Terpujilah engkau, ya Maria, bunda dan perawan murni. Terpujilah engkau, ya Yusuf, ayah pengasuh yang setia. Terpujilah nama Yesus, Maria, dan Yusuf, untuk selama-lamanya. Amin.


PENANDATANGANAN BERKAS PERKAWINAN

(Kedua mempelai, para saksi dan imam menandatangani berkas-berkas perkawinan pada meja yang khusus disediakan di hadapan umat)

Lagu Penandatanganan
From This Moment On

From this moment  I have been blessed
I live only for your happiness
And for your love I'd give my last breath
From this moment on

I give my hand to you with all my heart
Can't wait to live my life with you, can't wait to start
You and I will never be apart
My dreams came true because of you

From this moment as long as I live
I will love you, I promise you this
There is nothing I wouldn't give
From this moment on

You're the reason I believe in love
And you're the answer to my prayers from up above
All we need is just the two of us
My dreams came true because of you

From this moment as long as I live
I will love you, I promise you this
There is nothing I wouldn't give
From this moment
I will love you as long as I live
From this moment on


Lagu Penutup
I'm Your Angel

No Mountains too high, for you to climb
All you have to do is have some climbing faith, oh yeah
No rivers too wide, for you to make it across
 All you have to do is believe it when you pray

And then you will see, the morning will come
And everyday will be bright as the sun
All of your fears cast them on me
 I just want you to see

I'll be your cloud up in the sky / I'll be your shoulder when you cry
I'll hear your voices when you call me / I am your angel
And when all hope is gone, I'm here
No matter how far you are, I'm near
It makes no difference who you are
I am your angel/ I'm your angel

I saw the teardrops, and I heard you cry
 All you need is time, seek me and you shall find
You have everything and you're still lonely
 It doesn't have to be this way, let me show you a better day

And then you will see, the morning will come
 And all of your days will be bright as the sun
So all of your fears, just cast them on me
 How can I make you see...

I'll be your cloud up in the sky
I'll be your shoulder when you cry
I'll hear your voices when you call me / I am your angel
And when all hope is gone, I'm here
No matter how far you are, I'm near
It makes no difference who you are
I am your angel / I'm your angel

And when it's time to face the storm / I'll be right by your side  Grace will keep up safe and warm / And I know we will survive
And when it seems as if your end is drawing near
 Don't you dare give up the fight
Just put your trust beyond the sky...

I'll be your cloud up in the sky
I'll be your shoulder when you cry
I'll hear your voices when you call me / I am your angel
And when all hope is gone, I'm here
No matter how far you are, I'm near
It makes no difference who you are
 I am your angel
I'm your angel











Sesi Foto:
1.   Kedua mempelai bersama dengan Romo.
2.   Kedua mempelai bersama dengan Romo dan Orangtua.
3.   Kedua mempelai bersama dengan Romo, Saksi dan Orangtua.
4.   Kedua mempelai bersama dengan Orangtua mempelai wanita dan saudara kandung.
5.   Kedua mempelai bersama dengan Orangtua mempelai laki-laki.








JOE & KIKI THANKS TO:
Perkenankanlah kami mengucapkan rasa syukur dan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1.   Romo Benyamin Sudarto
2.   Putra altar dan lektris yang bertugas
3.   Carlos, Ike Darmawan, Ega Faris Afif
4.   Bpk. Yoh. Gatot Irianto dan Bpk. David Manusiwa
5.   Bpk. Agit Romon
6.   Dan untuk semua pihak yang tak dapat kami sebut satu persatu di sini

..sekali lagi terimakasih..

Semoga Tuhan Yesus berkenan untuk membimbing dan menyertai kami dalam menjalani bahtera hidup rumah tangga yang baru.

Cibubur, 14 Februari 2015
Kami yang berbahagia,
Kel. Maria Sumarjiah
Kel. Vincentius Wisnugroho & Margaretha Yayuni Sri Purwanti