jika uap teh tawar kekasihku kala senja sempat bertanya apakah ini? kujawab, ini halaman tuturan tentang besar kasih Tuhan pada seorang perempuan. Rahayu Rahayu Rahayu.
Minggu, 27 April 2014
Catatan Senjakala
Selasa, 22 April 2014
Tuhan tolong aku..
Sabtu, 19 April 2014
Maria dari Magdala atau Maria Magdalena
Pak Supir Taxi
Jumat, 18 April 2014
Pesan TerakhirNya
MencintaiMU
Kemenangan yang Mengalahkan
Orangtua dan kita semua pasti mengharapkan agar pasangan kita nanti berasal dari kepercayaan dan agama yang sama.
Sama, saya dan pacar juga demikian.
Saat ini kami berdua mengimani Tuhan yang sama. Tuhan Yesus. Yang membedakan hanya di cara beribadatnya saja.
Saya beragama Katholik. Pacar beragama Kristen Oikumene.
Untuk menikah, mendapatkan sakramen pernikahan otomatis salah satu dr kami harus ada yang mengalah. Entah saya ataupun pacar. Dan tidak ada di antara kami yg demikian.
Yang jelas, selama 3 tahun kami berdua gontok-gontokan tentang ini dan tidak menemukan solusi yang menengahi.
Kalau dia kanebo kering, kalau saya pohon bambu tua. Sama sama kaku, keras, dan tidak ada yang mau mengalah.
Entah.
Saya percaya Tuhan sayang dengan kami berdua. Pasti ada jalan. Pasti.
Doa saya 3 tahun ini, bahwa semoga saja salah satu dari kami dilembutkan hatinya dan mau untuk mengalah dan menerima.
Tapi, mengapa sampai ini hati kami masih kelu dan kaku ya?
Tuhan tolong kami :(( *RI*
Cinta yang Agung di hari Jumat Agung
Kamis, 17 April 2014
Kamis Putih di 2014
Senin, 14 April 2014
Tuhan Maha Memampukan
Selasa, 08 April 2014
Manifestasi Kasih #3
"Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." Matius 6:14-15
Bahwa Mujizat Masih Ada
Talita Kum
Energi Energi
Kamis, 03 April 2014
Alkisah
Selasa, 01 April 2014
Inspirasi
Saya tidak berharap banyak kpd pembaca blog saya. Saya tidak merasa saya harus menjadi inspirasi bagi mereka para pembaca halaman saya. Saya juga masih tidak habis pikir dengan banyak artis yang koar koar ingin menjadi inspirasi.
Sedangkan, bagaimana mungkin kita bisa mengambil inspirasi dari mereka yang menghabiskan hidupnya untuk bisa menjadi inspirasi bagi orang lain? *RI*
Mantan Mantan
Dalam perputaran masa, mereka dihadirkan sebagai pembelajaran.
Masa lalu akan tetap tinggal sebagai masa lalu. Bukan hanya pelajaran bagaimana kemudian kita harus bersikap, mantan dihadirkan sebagai kaca benggala dengan orang yang bagaimanakah kita cocok.
Benar, anggap sebagai sebuah pelajaran. Mantan tidak akan menyesatkan selama kita mengenang kisah silam dengan cara yang tepat.
Move on lah pada pribadinya. Tapi tetap tinggalah pada warisan kisahnya yang mendewasakan.
Kisah lamaku tak sama dengan kisah lama pacarku.
Mantan adalah pembelajaran.
Aku terkekeh-kekeh sendiri membaca apa yang saya tulis. Selama ini bayangan masa lalu kadang mendadak ada yang akhirnya membuat saya semakin terpuruk dalam kesedihan.
Seharusnya seturut dengan apa yang saya tulis, saya bisa mendapatkan kedewasaan. Tapi nyatanya tidak. Bukan kedewasaan namun malah kekecewaan.
--Ah bisa saja kata kataku memanipulasi masa laluku sendiri. Sigh.
Apapun, mantan adalah kepada mereka, kita meninggalkan jejak hidup.
Sedih bahagia, senang susah, manis pahit, ingatlah kita pernah berputar putar bersama waktu, bercerita kepada masa, bahwa ya benar dulu mereka sempat ada.
Jika terlampau menyakitkanpun, hey wake up, they're already gone :)
Berbahagialah, tidak ada lagi kesempatan bagi mereka meracaukan hidup kita. *RI*
Ini Bukan Pelajaran Matematika
Dulu Mama pernah berkata, "Kamu itung-itungan nggak gablek gini mau jadi apa dek"
Saya sering drop dengan kata kata mama. Saya lemah dalam pelajaran aljabar. Saya membenci matematika dan pelajaran turunannya.
Jangankan perkalian, penambahan saya masih membutuhkan jari-jari tangan saya.
Saya tidak mengerti kenapa pelajaran itu ada. Matematika seperti diciptakan untuk membuat saya menderita.
Di kelas matematika, saya sering bikin ulah. Kalau tidak tidur, saya pasti bikin ribut. Betapa saya sangat membenci matematika.
Demikian saya belajar hidup.
Matematika adalah sama seperti cobaan Tuhan. Kadang hidup tak selamanya berada di garis datar. Kadang ada turunan. Sering ada tanjakan. Tergantung bagaimana reaksi kita.
Saya mungkin sudah gagal mengalahkan rasa benci dan ketidaksukaan saya pada matematika. Tetapi saya tidak akan pernah menyerah menghadapi dunia dan rintangannya. Saya tau saya bisa karena hidup saya bukan pelajaran matematika. *RI*
Legawa
Legawa atau pasrah. Pasrah adalah bentuk percaya. Pasrah itu berserah. Berserah. Bukan menyerah.
Menyerah berarti tangan sudah diangkat ke atas. Sudah tidak ada lagi yang mampu diusahakan karena tidak ada lagi kemauan yang tersisa.
Berserah adalah percaya untuk menumpukan segala harap dan kerja keras pada Tuhan.
Berserah bukan berarti kalah. Berserah bukan berarti lemah.
Butuh pribadi dengan kebesaran hati dan kematangan kedewasaan untuk bisa menjadi legawa.
Tuhan ada untuk membuat semua menjadi sempurna. Doa ada untuk mengalasi segala harap dan mimpi masa depan.
Ketika dunia bahkan serasa tak begitu bersahabat dengan harap. Ketika kenyataan begitu menjauhi segala mimpi, letakkanlah Tuhan sebagai poros. Tepat di tengah-tengah.
Jangan takut, Tuhan juga tau kita semua ingin maju. *RI*
Beretika 1
Saya sering sebal ketika mengantri toilet di mall. Sebal karena selalu saja ada yang tidak sabaran. Mengapa harus selalu terburu-buru? Mengapa sepertinya susah sekali untuk tertib dan disiplin.
Bukankah kalau antri, maka giliran akan berganti dengan cepat?
Kalau ngobrolin masalah terburu-buru karena masih ada urusan lain itu sepertinya tidak pas, mengingat itu adalah fasilitas umum. Banyak orang yang akan menggunakannya juga.
Mengapa lebih senang yang berdesak desakan daripada yang tertib mengantri?
Budaya antri di Indonesia semakin lama semakin langka. Banyak yang menjadi tidak sabaran dan tergesa gesa.
Sangat tidak nyaman jika menggunakan toilet dalam keadaan terburu buru. Mengapa tidak sabar dengan menggedor pintu dan bergumam, "kok lama banget sih", "antri kaleee", atau "cepetan dong".
Duh donya..
Membiasakan diri untuk antri. Hitung hitung melatih kesabaran. Melawan ego sendiri untuk selalu mau diistimewakan dengan didahulukan.
Satu lagi sebelum lupa.
Jika toilet sepi, bolehlah kita antri langsung di balik pintunya. Namun jika toilet penuh, apakah tidak lebih baik jika kita mengantri satu barisan saja. Antrian berdasar siapa datang lebih cepat maka dialah yang mendapat urutan awal. Bukan antri langsung ke pintunya. Karena toh mungkin saja mereka ada yang berkepentingan untuk tidak sekedar pipis saja melainkan -maaf- BAB atau mungkin ganti baju. Hal yang membutuhkan waktu lebih lama daripada cuma sekedar pipis.
Bagaimanapun juga, budayakan antri. Tertiblah. Mulai dari diri sendiri. Berlaku disiplin untuk hidup yang lebih nyaman. *RI*


